Membentuk Pola Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang Dan Aman
Dari segi fisiologis, untuk dapat hidup aktif dan sehat, manusia memerlukan lebih dari 40 jenis zat gizi yang terdapat pada beberapa jenis makanan. Tidak ada satupun komoditas atau jenis pangan yang dapat memenuhi seluruh unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia, baik dari aspek kandungan energi, protein, vitamin, maupun mineral. Apalagi apabila komoditas atau jenis pangan tersebut juga dituntut untuk memiliki peran pangan fungsional, seperti adanya serat, zat antioksidan dan lain-lain. Kenyataan inilah yang melatarbelakangi prinsip dasar pola diversifikasi konsumsi pangan, yaitu bahwa seseorang sebaiknya mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman.
Bila diperhatikan, pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia masih lebih rendah dari yang dianjurkan, sehingga skor pola pangan harapan (PPH) belum mencapai 100, kecuali kelompok padi-padian (beras, jagung, terigu). Kelompok ini masih mendominasi pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia, baik di kota maupun di desa. Pangsa konsumsi pangan sumber lemak dan minyak, serta gula sudah berlebih, sehingga perlu diwaspadai karena dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan tubuh, terutama berupa penyakit degeneratif, seperti tekanan darah tinggi, jantung dan diabetes.
Sementara itu, pangsa konsumsi energi dari umbi-umbian masih sekitar setengah dari yang dianjurkan, padahal di Indonesia tersedia berbagai jenis umbi-umbian dengan harga yang relatif murah. Demikian pula pangsa konsumsi pangan hewani dan kacang-kacangan sebagai sumber protein serta sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral, serat dan lain-lain, masih lebih rendah dari yang dianjurkan.
Kontribusi Buah-Buahan dalam Membentuk Pola Konsumsi Pangan
Dibandingkan negara-negara Asia lain, masyarakat Jepang menduduki posisi tertinggi dalam konsumsi buah dan sayur, yaitu 150 kilogram per kapita per tahun, sedangkan masyarakat Indonesia pada tahun 2009 hanya mengkonsumsi buah sebesar 32,59 kilogram per kapita per tahun. Pangsa konsumsi ini masih lebih rendah dari rekomendasi Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) sebanyak 73 kilogram per kapita per tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menganjurkan agar setiap orang mengkonsumsi buah dan sayur sebanyak 400 gram per hari yang setara dengan 2–4 porsi buah dan 3–5 porsi sayur. Sementara itu, data WHO menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia masih berkisar 2,5 porsi per hari. Menurut Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Tien R Muchtadi, rekomendasi WHO ini sangat beralasan, mengingat kekurangan asupan buah dan sayur dapat meningkatkan resiko kematian akibat kanker saluran cerna sebesar 14%, resiko kematian akibat penyakit jantung koroner sebesar 11%, dan resiko kematian akibat stroke sebesar 9%.
Seperti kita ketahui, buah-buahan memberi kontribusi dalam membentuk pola konsumsi pangan melalui kandungannya yang kaya akan vitamin, mineral, serat, enzim pencernaan dan air yang diperlukan oleh tubuh manusia, serta tidak dapat ditemukan pada suplemen atau produk makanan lain. Walaupun hanya diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit, namun kontribusi buah-buahan dalam memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral sebagai zat pengatur dan pelindung, sangat penting untuk mendorong pertumbuhan sel-sel tubuh serta menjaga kesehatan dan kesegaran tubuh. Serat pada buah-buahan yang tidak bisa dicerna tubuh memberi efek laksatif atau membantu aktivitas kerja usus, sehingga memperlancar pembuangan faeces. Selain itu, asupan buah-buahan dalam pola konsumsi pangan keluarga sehari-hari juga bermanfaat bagi kesehatan kulit.
Beberapa contoh kandungan nutrisi buah-buahan, antara lain: 1) Vitamin C: jeruk, jambu biji, mangga, markisa, nanas, pepaya, sirsak, belimbing; 2) Vitamin A: apel, alpukat, pisang, pepaya, jeruk, semangka, belimbing, jambu biji, mangga, markisa, nanas; 3) Vitamin B: alpukat, nanas, jeruk, jambu biji, mangga, sirsak: 4) Vitamin E: alpukat; dan 5) Mineral: anggur, apel, alpukat, belimbing, jeruk, delima, jambu biji, mangga, manggis, markisa, nanas, pisang, pepaya, semangka, sirsak.
Manfaat Buah-buahan sebagai Obat
Selain kontribusinya dalam mengurangi resiko kematian akibat kanker saluran cerna, penyakit jantung koroner dan stroke, asupan buah-buahan juga memberi manfaat sebagai obat, yaitu antara lain:
- Apel : membunuh virus infeksi, mengurangi nafsu makan, memperlancar pencernaan, agen anti kanker, mengatasi batu empedu.
- Alpukat : mengatasi kulit kering, rematik, luka bernanah, eksim, sakit gigi, sakit perut dan disentri, sariawan, kencing batu, obat gosok, kosmetika dan sabun, sebagai pembersih, pelembab, pendingin mata, penghitam rambut.
- Anggur : mengatasi asam urat tinggi, bau badan, batuk rejan, hepatitis akut, rasa sakit akibat haid, meningkatkan kecerdasan.
- Belimbing : melancarkan kencing batu, mengatasi pembesaran limfa, influenza, sakit tenggorokan, kencing kurang lancar, kanker, bisul, koreng, malaria, sakit kepala kronis, rematik, lever, radang lambung, maag.
- Jeruk : membersihkan dahak, meredakan batuk, memperkuat limfa, memperlancar peredaran energi vital, meredakan rasa nyeri, mengatasi asma, arthritis, sakit kepala, sakit punggung, sariawan, zat anti kanker.
- Delima : mengatasi batuk, cacingan, diare, disentri, gangguan pencernaan, kudis dan penyakit kulit akibat jamur, wasir, sariawan, keputihan, peradangan tenggorokan, tonsistis, mulut terasa sakit.
- Jambu biji : mengatasi diare, disentri, sakit perut dan diare, sariawan usus, keputihan, kencing manis, sariawan, luka berdarah, demam berdarah, maag, muntaber, perut kembung.
- Mangga : mengatasi asma, bronchitis, sesak nafas dan influenza, edema, peradangan kulit, eksim, peradangan gusi, katarak, perut kembung, suara serak, sakit perut, flek hitam, kulit kering.
- Manggis : mengatasi maag, eksim, mules, disentri, cacingan, penyakit darah putih mencegah infeksi, meningkatkan kesegaran kulit, merawat kulit wajah.
- Markisa : mengatasi kehilangan nafsu makan, anemia, penyakit parasit pada anak, menambah air susu ibu (ASI).
- Nanas : mengatasi kapalan, ketombe, radang amandel, sakit kuning, asam urat tinggi, keropos tulang, bisul, bronchitis, perut kembung.
Kandungan nutrisi dan manfaat buah-buahan sebagai obat tersebut diharapkan dapat mendorong masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan asupan buah-buahan dalam pola konsumsi pangan sehari-hari sampai sesuai dengan rekomendasi FAO dan WHO, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Diana Prasastyawati/Dari berbagai sumber
Sumber: (http://tabloidsinartani.com/content/read/kontribusi-buah-buahan/)