FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH
Mutu Benih merupakan tolok ukur dari faktor yang mempengaruhi benih tersebut saat proses pembentukan benih sebelumnya. Sadjad (1980) mengatakan bahwa benih merupakan hasil dari upaya mengatasi hal-hal yang menurunkan mutu benih, mulai dari saat benih terbentuk sampai ditanam kembali. Sedangkan Delouche (1984) menambahkan bahwa mutu benih merupakan hasil dari proses pembentukan benih pada tahapan sebelumnya.
Kualitas benih dapat membuat usahatani menjadi lebih efisien dan efektif. Menanam benih yang memiliki vigor tinggi merupakan faktor awal dalam keberhasilan pertanaman di lapangan. Pada umumnya petani/pekebun memilih benih atas dasar penampilan fisik benihnya, seperti berdasarkan ukuran, berat dan warna kulit benih. Mutu benih dibagi dalam beberapa jenis, yaitu mutu genetik, mutu fisiologis dan mutu fisik (Sadjad, 1990).
Hal yang mempengaruhi mutu benih diantaranya :
- Faktor genetik, diawali dengan penyerbukan yang terjadi saat proses pembentukan benih. Sifat-sifat yang diturunkan dari karakter pohon induk mempengaruhi mutu benih yang dihasilkan. Beberapa varietas dari kelompok tanaman polong-polongan lebih peka terhadap kerusakan mekanis dari kulit benih yang dimilikinya.
- Kondisi saat di lapangan saat benih ditanam di lahan pertanaman, diantara kondisi yang mempengaruhi dengan tercampurnya benih dengan benih varietas lain, tercampur dengan benih lain, tercampur dengan material lainnya yang terbawa ke dalam kelompok benih yang dipanen.
- Faktor lingkungan tempat tumbuh diantaranya kesuburan tanah, nutrisi yang diberikan (pemupukan), ketersediaan air, drainase, temperatur dan suhu lingkungan. Berdasarkan Copeland (1996) menyatakan bahwa faktor lingkungan yang baik akan mempengaruhi mutu benih yang baik secara nyata, faktor lingkungan tersebut diantaranya kesuburan tanah, keseragaman, drainase, pemupukan. Tanah yang tidak seragam akan menyebabkan pertumbuhan yang tidak seragam pula, berarti kemasakan benih menjadi tidak seragam.
- Temperatur dan ketersediaan air mempengaruhi ukuran, daya viabilitas dan vigor benih. Ketersediaan air umumnya secara tidak langsung mempengaruhi vigor benih yang berpengaruh terhadap komposisi kimia benih. Kadar nitrogen benih biji-bijian umumnya menurun jika air yang diberikan saat bertumbuhan vegetatif meningkat. Kandungan fosfor yang cukup akan mempengaruhi viabilitas dan vigor benih.
- Pengemasan benih. Teknik pengemasan benih berbeda dengan pengemasan barang di mana dalam pengemasan benih hal yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan viabilitas benih tersebut agar saat dilakukan proses budidaya dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas dan memiliki daya tumbuh tinggi. Benih yang dikemas dengan baik diharapkan tidak mengalami perubahan yang drastis baik secara fisiologis maupun biokimia.
- Penyimpanan benih adalah kondisi ruang simpan (seed storage), vigor awal benih, kadar awal benih, kelembaban nisbi dan suhu ruang simpan, serta serangga hama dan cendawan gudang, semuanya akan menentukan kemampuan benih untuk bertahan hidup dalam penyimpanan.