BUDIDAYA JAMUR SHIITAKE
Selain sebagai bahan pelengkap dalam menu-menu di restoran, jamur dengan nama latin Lentinula edodes ini juga lezat diolah menjadi camilan, karenanya permintaan jenis jamur yang satu ini sangat besar di masyarakat.Sejumlah literatur menyebutkan, jamur shiitake tinggi kandungan proteinnya sehingga bisa menghambat pertumbuhan sel kanker dan tumor, serta mencegah penyakit diabetes dan jantung.
Jamur Shiitake harga jualnya cukup tinggi. Jenis Shiitake yang termahal adalah jamur yang berpayung tebal dan memiliki pinggiran yang bergelombang sehingga sering disebut sebagai “Jamur Kembang”. Di berbagai negara seperti Hong Kong, Taiwan, RRC, Jepang serta Korea, jamur ini menjadi makanan favorit para vegetarian karena dianggap sama lezatnya dengan daging. Jika sudah pernah membudidayakan jamur pangan, tentu tak sulit mengembangkan jamur shiitake.
Budidaya shiitake pada dasarnya serupa dengan jamur pada umumnya. Pembudidaya wajib menyediakan bibit jamur dan media tanam jamur berupa campuran dedak, serbuk gergaji, kapur, air, dan beberapa bahan tambahan lain.
1. Khusus untuk media jamur shiitake utamakan menggunakan serbuk gergajian dari jenis kayu keras seperti Jati atau bisa juga berupa campuran serbuk gergajian jati dan albasiah dengan komposisi 50:50.
2. Setelah media tanam difermentasi, bibit disemprotkan ke dalamnya. Selanjutnya, tahap inkubasi supaya bibit segera ditumbuhi miselium. Jika miselium mulai tumbuh memenuhi permukaan baglog, jamur siap ditumbuhkan di kumbung pemeliharaan.
3. Untuk pemula, sebaiknya membeli baglog yang sudah berisi bibit jamur shiitake. Apabila berisi bibit berusia dua bulan, ibu hanya perlu menunggu panen sekitar 2 sampai 3 bulan lagi. Siklus panen shiitake lebih lama dibanding jamur pangan lainnya.
4. Shiitake butuh waktu sekitar 6-8 bulan untuk masa pembudidayaan dari baglog hingga panen. Sedangkan, jenis lain seperti jamur tiram hanya butuh waktu tiga bulan. Untungnya, shiitake termasuk cukup tahan penyakit.
5. Jika berhasil, satu baglog bisa menghasilkan 250 gram jamur.
6. Supaya panen sukses, pembudidaya harus memperhatikan faktor suhu dan kelembaban. Pastikan kelembaban ruang penyimpanan baglog terjaga di kisaran 90 persen mengacu pada alat ukur kelembaban ruangan. Supaya terjaga, bisa dengan lebih sering menyemprotkan air pada ruangan.
7. Jika musim kemarau, intensitas penyemprotan harus ditingkatkan, supaya jamur tidak kekeringan.Selain kelembaban, suhu pun harus dijaga. Suhu di dalam rumah jamur harus dijaga supaya tetap dingin, yaitu sekitar 20-22 derajat celsius.
8. Pemanenan dilakukan setelah tudung membuka sekitar 60-70 persen. Pada fase ini kondisi tudung sudah menampakkan lamella pada bagian bawah tetapi pinggiran masih sedikit menggulung.
9. Kalau lewat dari itu jamur biasanya sudah terlalu tua dan sudah menghasilkan spora serta kualitasnya menurun (tekstur, waktu simpan dan aroma). Sedangkan kalau dipanen sebelum itu tidak akan menghasilkan hasil panen yang maksimum (produktivitas rendah) disamping kualitasnya juga tidak baik.
10. Hasil panen jamur Shiitake dapat dikeringkan dengan sinar matahari atau alat pengering buatan sebelum dipasarkan dalam bentuk kering. Jamur Shiitake yang kering dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan yang basah.