Radiasi memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di indonesia teknologi radiasi sudah banyak digunakan dalam menciptakan bibit unggul tanaman pangan, terutama padi dan kedelai. Keunggulan tanaman hasil teknik rekayasa yang disebut mutasi radiasi ini terletak pada tingkat produktivitas, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta umur tanaman yang lebih pendek (genjah). Demikian disampaikan Kepala BATAN, Dr. Djarot Sulistyo Wisnubroto pada saat pembukaan Seminar on Application of Radiation Processing for Sustainable Development of Agriculture, di Hotel Melia Purosani.
Seminar dihadiri oleh 8 negara anggota Forum for Nuclear Cooperation in Asia (FNCA), yaitu Jepang, Malaysia, Vietnam, Kazakstan, Philliphines, Bangladesh, Indonesia, Thailand. Selain delegasi negara-negara anggota FNCA seminar diikuti oleh peserta dari lembaga penelitian, perguruan tinggi, lembaga pemerintah dan praktisi di bidang pertanian. Seminar diselenggarakan atas kerjasama BATAN, FNCA dan Ministry of Educatioan, Culture, Sports, Science and Technology of Japan. Koordinator FNCA, Dr. Sueo Machi menjelaskan bahwa kontribusi teknologi radiasi sudah sangat besar bagi perbaikan kehidupan manusia, meliputi sektor kesehatan, industri, pertanian dan energi. Di sektor pangan teknologi radiasi bisa meningkatkan produktivitas pangan, mengurangi kehilangan hasil paska panen dan memperbaiki kesehatan pangan. Sedang di sektor kesehatan, radiasi dapat digunakan untuk mendeteksi dini penyakit kanker atau tumor, serta bisa digunakan untuk sterilisasi alat-alat kesehatan dan bahan obat.
Pengembangan teknologi radiasi dan zat radioaktif memiliki prospek yang sangat baik dalam meningkatkan kehidupan manusia. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) memiliki kontribusi yang sangat penting dalam membangun kerjasama diantara negara-negara anggota dalam mengaplikasikan teknologi nuklir. Melalui berbagai pelatihan dan kerjasama riset teknologi aplikasi radiasi diperkenalkan dan diupayakan untuk dimanfaatkan di berbagai bidang. Sebagai contoh, penggunaan radiasi bisa mengurangi kehilangan hasil pada paska panen antara 30-40 % per tahun karena terjadinya pembusukan atau kerusakan akibat penyakit. Demikian ditambahkan Sueo Machi.
Seminar ini diharapkan dapat mendiskusikan tentang hasil capaian pengembangan teknologi radiasi di berbagai negara dan rencana pemenfaatannya untuk meningkatkan hajat hidup manusia.
Sumber : (http://www.batan.go.id/index.php?limit=5&start=15)