BUDIDAYA HIDROPONIK
Hidroponik merupakan cara menanam yang tidak menggunakan tanah sebagai media tanam, namun memanfaatkan air dan media tanam berupa benda padat seperti cocopeat, spons dan sebagainya. Penanaman dengan hidroponik biasanya dilakukan untuk beberapa jenis sayuran daun dan buah seperti bayam, kangkung, selada, pakcoy, sawi, tomat, cabai. Selain sayuran, tanaman buah seperti melon dan stroberi juga dapat ditanam dengan cara hidroponik. Jenis-jenis hidroponik yang sering digunakan yaitu sistem sumbu, rakit apung, NFT, sistem irigasi tetes, sistem aeroponik.
Pembibitan menjadi tahap awal dalam produksi hidroponik. Pembibitan menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam penanaman karena bibit yang baik dapat tumbuh dengan optimal pada media hidroponik. Bibit akan dipindah tanam setelah berumur 3 sampai 4 minggu atau ketika memiliki 3 sampai 4 daun. Setelah pembibitan, tanaman akan dipindah ke wadah tanam baru dengan media tanam berikutnya untuk ditanam sampai masa panen. Beberapa wadah tanam yang biasa digunakan adalah pipa, talang air dan pot. Tanaman hidroponik lebih tahan hama sehingga jarang menggunakan pestisida (meminimalisir kontaminasi dari pestisida).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menanam secara hidroponik antara lain:
1. Media Tanam
Menanam hidroponik tidak menggunakan tanah, sehingga media tanam menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dalam proses penanaman karena sangat berbeda dengan budidaya secara konvensional. Penggunaan media tanam sangat berpengaruh pada hasil yang ditanam. Media tanam harus mampu menyerap dan menyimpan air dengan baik sehingga tanaman mendapatkan cukup nutrisi selama ditanam. Media tanam juga harus bebas hama dan tidak mudah kering di suhu yang berbeda. Beberapa jenis media tanam yang sering digunakan untuk menanam secara hidroponik diantaranya arang sekam (media tanam ini cukup populer bagi petani hidroponik karena relatif murah dan media lebih steril, biasanya media ini digunakan untuk menanam tomat, paprika dan mentimun), cocopeat/sabut kelapa (media ini mampu menyerap air cukup tinggi, penggunaannya perlu dicampur arang sekam dengan perbandingan 50:50 untuk meningkatkan pasokan oksigen), rockwool (secara singkat media rockwool terbuat dari batu, kaca dan keramik yang dipanaskan dengan suhu tinggi kemudian digabungkan membentuk serat yang biasanya berbentuk kotak)
2. Nutrisi Tanaman
Nutrisi sangat mempengaruhi kualitas tanaman dan hasil panen yang dihasilkan, Hal dasar yang penting dari budidaya secara hidroponik adalah kandungan hara di dalam air berupa larutan yang diberikan secara berkala sebagai nutrisi. Unsur Hara atau nutrisi akan tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5, namun kondisi terbaik ada di pH 6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman
3. Air
Hidroponik memanfaatkan air sebagai kebutuhan utama yang menunjang pertumbuhan tanaman. Namun, kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas. Mineral yang terkandung dalam air harus stabil, karena mineral yang terlalu tinggi tidak cocok untuk media tumbuh tanaman hidroponik. Mineral yang terlalu tinggi bisa menghambat kemampuan akar tanaman dalam menyerap nutrisi yang dibutuhkan bagi tanaman. Kadar mineral yang baik adalah kisaran 0-50 ppm, karena mineral yang rendah akan membuat nutrisi lebih maksimal. PH air yang baik untuk tanaman hidroponik adalah kisaran 5,5 – 6,5, jika PH air diluar itu maka dapat menghambat kemampuan akar dalam menyerap nutrisi.