JogjaBenih
  • Beranda
  • Profil JB
    • Tentang Jogja Benih
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
  • Informasi Publik
    • Artikel
    • Berita
    • Harga/Stok Benih/Bibit
    • Pedoman/Panduan
    • Pengumuman
    • Profil Benih/Bibit
    • Profil Instansi
    • Serba serbi Perbenihan
    • Varietas yang dilepas
  • Kontak
  • Login

ARTIKEL LAINNYA
PENGOLAHAN LIMBAH BUAH DAN SAYUR MENJADI PUPUK ORGANIK: SOLUSI RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PERTANIAN MENGENAL LEBIH DEKAT BUDIDAYA TANAMAN ROSELLA : MANFAAT, CARA MENANAM, DAN TIPS BUDIDAYA PISANG STRATEGI KENDALIKAN HAMA PADI BUDIDAYA TOMAT PENGELOLAAN AIR DALAM BUDIDAYA JAGUNG BUDIDAYA JAMUR SHIITAKE
Selengkapnya

Loading

Cara Efektif Kendalikan Penyakit Karat Pada Krisan

Dipublikasikan oleh: 730permana, Pada 25 February 2015, Dalam kategori: Artikel

Jamur Puccinia horiana ini   merupakan penyakit   utama  pada  krisan. Meskipun tidak mematikan tanaman, namun infeksi jamur  akan mengurangi kesehatan dan kekuatan tanaman sehingga berpengaruh pada produksi dan kualitas bunga, serta mengurangi nilai estetika krisankarenaadanya pustul (karat). Bagian tanaman krisan yang banyak diserang jamur  adalah bagian daun di  sepertiga bagian bawah dekat permukaan tanah. Oleh sebab itu, pengendalian penyakit secara preventif bisa dilakukan dengan menekan sumber penularan penyakit atau inokulum awal, yaitu menghilangkan daun mulai dari bagian bawahdekat permukaan tanah.

"Lanqkah ini terbukti mampu menekan intensitas penyakit  karat  hingga  80,05 persen  pada pertanaman   berumur   30-60  hari," kata  Martini saat mempertahankan   disertasi  berjudul "Kajian Pengendalian  Penyakit Karat Pada Tanaman  Krisan Berdasarkan Prinsip Epidemi" dalam ujian terbuka  program  doktor,  di  Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, baru-baru ini.

Penyakit karat pada bunga krisan telah menimbulkan kerugian  dalam budidaya  krisan. Kerugian tersebut tidak  hanya dirasakan oleh petani  di Indonesia, tetapi juga  petani  bunga lainnya di berbagai negara.

Menyitir  hasil penelitian  Ellis, 2007, Martini menyebutkan  di Turki produksi bunga  krisan mengalami penurunan  signifikan  hingga 80 persen  akibat  penyakit   karat.  Bahkan  kondisi yang lebih  parah terjadi  di Inggris  yang mengalami gagal produksi sampai 100 persen.

"Penyakit  karat  ini  memiliki   potensi  yang sangat besar dalam mempengaruhi   produksi krisan karena gejala awal yang sulit terdeteksl,' kata Martini  seperti dikutip  dalam website resmi UGM.

Tidak hanya itu, lanjut Martini,  perbanyakan tanaman  atau bahan propagasi  yang sakit acap kali belum  menampakkan  gejala dan bisa terbawa hingga jarak yang cukup  jauh. Padahal, bahan propagasi yang sakit merupakan  inokulum awal yang potensial.

Kualitas Bunga Turun

Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) gang guan penyakit  karat menyebabkan  kualitas bunga menurun karena ukuran menjadi  kecil. Dari hasil penelitian  yang dilakukan  Martini di sejumlah sentra produksi krisan di Kabupaten  Sleman dan Kulon Progo, Provinsi DIY,  diketahui  bahwa intensitas  penyakit   karat di  Samigaluh,  Kulon Progo relatif  lebih  tinggi  dibanding   dengan  di Pakem,  Sleman  karena memiliki   kelembaban udara  yang  lebih  tinggi   dan  suhu  yang  lebih rendah.

Suhu  udara  di  Samigaluh  sebesar  22,53-25,03  derajat  Celcius  dan  kelembaban   udara sebesar 91,666  persen.  Sedangkan  di  Pakem besaran suhu udara sebesar 26,40-27,64 derajat Celcius dan kelembaban  udara 74,20-75,86 per sen. "lntensitas  penyakit  karat lebih tinggi  pad a kelembaban yang tinggi   di Samigaluh  sebesar 45,50-53,55 persen dibandingkan  intensitas penyaklt   karat  di  Pakem sebedar  17,45-17,82 persen," Jelas Martini.

Martini     menyampaikan      bahwa     lokasi pengembangan   krisan  di DIY memiliki   kondisi cuaca yang sesuai dengan  perkembangan  spora penyakit karat. Hal tersebut menjadikan patogen akan terus bertahan  dan berkembang  sehingga wilayah terse but termasuk  dalam endemik.

Adanya   inang   yang   potensial,   pathogen yang  infektif  disertai  lingkungan   yang mendukung berpengaruh terhadap keberadaan dan memperparah   penyakit.  Karenanya, saran Mar tini, perlu dilakukan  monitoring   secara rutin terhadap  keberadaan spora penyakit  karat di lapangan. Spora jamur dipencarkan  oleh angin setiap saat dan bisa ditangkap dengan perangkap spora tipe Kiyosawa di ketinggian 0,5-1,5 meter dari permukaan tanah

Sumber : (Majalah Sains Indonesia)

Sumber : (http://yogya.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=1050:cara-efektif-kendalikan-penyakit-karat-pada-krisan&catid=4:info-aktual&Itemid=5)

Copyright © DPKP DIY 2025 | Website Resmi Jogja Benih v2.0  

Page Processed 0.050 secs