Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu titik ungkit peningkatan produksi jagung. Selain dapat memberikan hasil tinggi, varietas unggul juga berperan dalam pengendalian hama dan penyakit.
Seiring bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan jagung pun semakin meningkat pula. Selain sebagai bahan pangan utama setelah padi (beras), jagung banyak digunakan sebagai bahan baku industri pakan ternak, dan juga bahan baku industri makanan. Badan Litbang Pertanian (2007), mensinyalir 50 % lebih dari total kebutuhan jagung nasional adalah untuk memenuhi kebutuhan pakan saja. Pada saat produksi tidak memadai, tidak ada jalan lain, impor pun terpaksa dilakukan.
Pada tahun 2005 saja Indonesia mengimpor 1,8 juta ton, dan pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 2,2 juta ton (Litbang, 2007). Apa yang akan terjadi pada masa-masa yang akan datang, jika produksi nasional tidak segera digenjot.
Ada berbagai peluang yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung, di antaranya melalui penggunaan varietas unggul, baik yang bersari bebas maupun hibrida. Varietas unggul memiliki peranan yang lebih besar dalam peningkatan produktivitas di antara komponen teknologi lain dalam produksi jagung. Selain memberikan hasil tinggi, varietas unggul juga berperan dalam pengendalian hama dan penyakit.
Dalam memilih varietas unggul yang akan ditanam, harus mempertimbangkan kondisi lingkungan (tanah dan iklim), keinginan petani misalnya varietas yang toleran kekeringan, toleran tanah masam, dan juga sesuai dengan kesukaan petani pada sifat lainnya seperti umur dan warna biji.
Kurun waktu tahun 2000-2008, Badan Litbang Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Serealia, yang berada di Maros Sulawesi Selatan tidak kurang telah melepas 15 varietas unggul jagung, yang terdiri atas 8 varietas jagung bersari bebas/komposit, dan 7 varietas hibrida.
Varietas Jagung Bersari Bebas/Komposit
Varietas jagung bersari bebas dapat berupa varietas sintetik maupun komposit. Varietas sintetik dibentuk dari beberapa galur inbrida yang memiliki daya gabung umum yang baik, sedangkan varietas komposit dibentuk dari galur inbrida, varietas bersari bebas, dan hibrida.
Varietas bersari bebas/komposit memiliki keunggulan, di antaranya adalah berumur pendek, biasanya tahan penyakit, tidak menimbulkan ketergantungan dan bisa ditanam secara berulang-ulang tanpa harus membeli di toko karena bisa diturunkan. Varietas bersari bebas/komposit diciptakan untuk mengakomodir berbagai kondisi lahan, seperti tanah masam atau kekeringan.