CARA PENYIMPANAN BENIH BERMUTU
Masalah mutu benih padi setelah panen biasanya berasosiasi dengan mutu fisiologis, mutu fisik dan kesehatan benih. Selain pengawasan dan sertifikasi benih, pengemasan dan penyimpanan benih merupakan cara untuk memberikan jaminan mutu benih. Pengawasan dilakukan sejak proses produksi benih hingga penanganan pascapanen. Pengawasan lapangan untuk tanaman padi dari BPSB dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu pemeriksaan pendahuluan sebelum pengolahan tanah, pemeriksaan lapangan pertama saat fase vegetatif (30 hst), pemeriksaan fase berbunga (30 hari sebelum panen), dan pemeriksaan fase masak (1 minggu sebelum panen).
Sertifikasi dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pemeriksaan lapangan, pemeriksaan laboratorium, dan pengawasan pemasangan label. Uji mutu benih dilakukan di laboratorium terhadap contoh benih yang mewakili. Uji mutu yang dilakukan adalah terhadap mutu genetis, mutu fisiologis, dan mutu fisik. Sedangkan pengawasan pemasangan label bertujuan untuk mengetahui kebenaran pemasangan dan isi label. Seperti diketahui, Benih Penjenis (BS, Breeder Seed) diberikan label Kuning, Benih Dasar (BD, Foundation Seed) diberikan label Putih, Benih Pokok (BP, Stock Seed) diberikan label Ungu, dan Benih Sebar (BR, Extention Seed) diberikan label Biru.
Setelah hasil uji lab terhadap contoh benih dinyatakan lulus oleh BPSB dan label selesai dicetak, maka dilakukan pengemasan benih. Pengemasan benih selain bertujuan untuk mempermudahkan di dalam penyaluran/transportasi benih, juga untuk melindungi benih selama penyimpanan terutama dalam mempertahankan mutu benih dan menghindari serangan insek. Selama menunggu hasil uji lab keluar dan label selesai dicetak, benih dapat dikemas dalam karung plastik yang dilapis dengan kantong plastik di bagian dalamnya. untuk tujuan komersial/pemasaran benih, benih sebaiknya dikemas dengan menggunakan kantong plastik tebal 0.08 mm atau lebih dan di-sealed/ dikelim rapat. Label benih dimasukan ke dalam kemasan sebelum di-sealed. Pengemasan dan pemasangan label benih diberi tanda khusus untuk menghindari adanya tindak pemalsuan.
Gudang Penyimpanan
Benih memiliki sifat yang rentan mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu penyimpanan. Kerusakan benih biasanya diakibatkan oleh serangan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang merugikan yang menggunakan nutrisi di dalam benih sebagai makanannya dengan cara merusak benih. Penggudangan benih yang dilakukan secara terstruktur akan memberikan perlindungan benih yang baik.
Seperti diketahui, daya simpan benih dipengaruhi oleh sifat genetik benih, mutu benih awal simpan dan kondisi ruang simpan. Oleh karena itu, hanya benih yang bermutu tinggi yang layak untuk disimpan. Kondisi ruang penyimpanan yang baik untuk benih-benih, termasuk padi; adalah pada kondisi kering dan dingin. Adapun idelanya, setiap Gudang penyimpanan dilengkapi dengan AC (air conditioner) dan dehumidifier (alat untuk menurunkan kelembaban ruang simpan).
Penggudangan benih yang baik harus dapat memberikan perlindungan benih dari lingkungan basah, paparan panas berlebih, dan infestasi hama. Gudang benih harus dapat memberikan perlindungan benih (seed protection) dari serangan pengerat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan wadah penyimpanan yang terbuat dari bahan logam dengan penutup yang rapat. Benih dalam kemasan ditumpuk rapih agar mudah dikontrol, tidak mudah roboh dan mudah keluar masuknya. Di bagian bawah tumpukan harus diberi balok kayu agar benih tidak bersentuhan langsung dengan lantai ruang simpan.
Pada setiap tumpukan benih dilengkapi dengan kartu pengawasan yang berisi informasi nama varietas, tanggal panen, ssal petak percobaan, jumlah/kuantitas benih asal (pada saat awal penyimpanan), jumlah kuantitas pada saat pemeriksaan stok terakhir, dan hasil uji daya kecambah terakhir (tanggal, ?ya kecambah).