PENGENDALIAN HAMA Helopeltis sp PADA TANAMAN KAKAO DENGAN PESTISIDA NABATI UMBI GADUNG (Dioscorea hispida)
Pengendalian hama/penyakit terpadu (disingkat PHT) adalah cara pengendalian hama/penyakit agar kerusakan yang ditimbulkan terhadap tanaman yang diusahakan berada dalam batas ambang ekonomi, dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem hayati yang ada di lingkungannya. PHT dapat dilaksanakan antara lain dengan menggunakan obat obatan yang terbuat dari bahan tanaman yang memiliki sifatkhusus, dan tidak merugikan terhadap musuh – musuh alamnya, tidak mempengaruhi mutu produk utamanya dan tidak meninggalkan dampak racun untuk jangka waktu lama (residu effect).
Kepik Penghisap Buah (Helopeltis sp)
Secara taksonomi Helopeltis sp dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom : Animalia
Phillum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hemiptera
Famili : Miridae
Genus : Helopeltis
Spesies : Helopeltis sp.
Kepik penghisap buah (Helopeltis sp) merupakan salah satu hama penting pada tanaman kakao. Telur diletakkan dalam jaringan kulit buah, tangkai buah, buah, tunas, tangkai daun dan ranting. Stadium telur berlangsung selama 6-7 hari. Nimfa terdiri dari 5 instar. Lama stadium nimfa 10-11 hari. Bakal sayap dan tonjolan pada bagian punggung muncul mulai instar 2 atau 3. Imago dapat ditandai dengan berkembangnya sayap secara sempurna. Perkembangan dari telur hingga menjadi imago selama 21-24 hari. Seekor imago mampu bertelur hingga 200 butir. Serangga dewasa berumur maksimum 46 hari.
Nimfa dan imago tidak menyukai tempat yang terbuka dan terang, sehingga bersembunyi di bawah daun. Waktu menyerang pada pagi dan sore hari. Gejala serangan Helopeltis sp pada buah muda (± 8 cm) ditandai dengan adanya tusukan pada buah yang dapat menyebabkan uah menjadi kering dan mati atau jika masih tumbuh permukaan kulit buah retak dan mengkerut. Pada kulit buah kakao tua tampak bercak – bercak bekas tusukan berwarna coklat kehitaman. Pucuk layu dan mati, ranting mongering dan meranggas.
Pestisida nabati
Pestisida nabati merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan). Penggunaan pestisida nabati selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya lebih murah apabila dibandingkan dengan pestisida kimia. Bahan pestisida yang berasal dari tumbuhan tumbuhan mampu mengurangi dampak negative yang dapat membahayakan hewan, manusia atau serangga non sasaran.
Gadung (Dioscorea hispida Dennst.)
Secara taksonomi gadung dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida – Monocotyledons
Subkelas : Liliidae
Ordo : Dioscoreales
Famili : Dioscoreaceae
Genus : Dioscorea
Spesies : Dioscorea hispida Dennst.
Pestisida nabati gadung memiliki racun 2 jenis yaitu dioskorin dan sianida. Meskupun memiliki racun yang ampuh, tentunya lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan residu bahan kimia di lingkungan yang sulit diuraikan. Senyawa alkaloida dioscorin merupakan senyawa racun yang terkandung cukup tinggi pada umbi. Bagian tanaman yang digunakan adalah rimpang. Cara kerja dari pestisida nabati gadung untuk mengendalikan Helopeltis sp yaitu dengan :
Menghambat aktivitas makan (antifeedant). Senyawa antifeedant tidak membunuh, mengusir atau menjerat Helopeltis sp, tetapi hanya menghambat selera makan dari serangga tersebut, sehingga tanaman kakao dapat terlindungi. Selain itu, senyawa antifeedant sangat spesifik terhadap serangga sasaran, karena tidak mengganggu serangga lain, sehingga tidak mempengaruhi kelangsungan hidup organisme lainnya. Senyawa antifeedant adalah suatu senyawa yang akan menghentikan nafsu makan sementara atau permanen. Pengendalian dengan senyawa – senyawa yang bersifat menghambat aktivitas makan memberikan kelebihan seperti tidak menimbulkan resistensi, selektivitas yang tinggi, mudah terdegradasi, dan relatif tidak beracun bagi manusia.
Menghambat pembentukan telur. Dengan adanya sifat ini maka diharapkan perkembangan populasi Helopeltis sp dapat terhambat.
Metode Pembuatan
1. Ekstrak Umbi Gadung
Bahan dan alat: ½ kg umbi gadung, 10 liter air, alat penumbuk/ parut dan saringan.
Cara pembuatan: Bahan ditumbuk halus peras dengan kain halus, tambahkan 10 liter air lalu aduk hingga merata.
Cara penggunaan: semprot pada seluruh bagian tanaman pada pagi atau sore hari
2. Ekstrak Umbi Gadung + Mimba
Bahan dan alat: 2 buah umbi gadung, 1 kg mimba, 20 liter air, 10 gram deterjen, alat penumpuk/blender/parut, saringan
Cara Pembuatan: Bahan ditumbuk halus. Tambahkan 20 liter air dan 10 gram deterjen. Aduk hingga rata. Diamkan selama 24 jam. Saring dengan kain halus
Cara penggunaan: semprot pada seluruh bagian tanaman pada pagi atau sore hari.
Pestisida nabati harus diaplikasikan tepat waktu dan perlu berulang – ulang karena sifatnya yang mudah terurai. Aplikasi diulang seminggu sekali dan dilakukan pengamatan rutin setelah penyemprotan. Penyemprotan dihentikan jika sudah tidak ditemukan gejala serangan pada buah dan pucuk atau tidak ditemukan lagi telur, nimfa dan imago Helopeltis sp.
Penulis :
Dewi Kurniawati, S.Si
POPT Pertama
Artikel ini telah diupload di : https://dpkp.jogjaprov.go.id/baca/PENGENDALIAN+HAMA+Helopeltis+sp+PADA+TANAMAN+KAKAO+DENGAN+PESTISIDA+NABATI+UMBI+GADUNG+%28Dioscorea+hispida%29/120620/07a8bc652e10247ef75633c83675bdbeef225aa0c24ea2b6f1a38d3f95bb7be4105