Kecipir merupakan jenis tanaman merambat yang banyak ditanam di pekarangan. Karena banyak ditanam masyarakat, tanaman ini sering diistilahkan sebagai tanaman kampung.
Biasanya masyarakat di pedesaan menjadikan pucuk dan polong mudanya sebagai sayuran. Banyak yang tak mengetahui, ternyata tanaman kampung ini mengandung sejuta manfaat untuk kesehatan. Sayangnya, tanaman indigenous anggota suku Fabaceae (Leguminosae) ini belum banyak dilirik untuk dikembangkan terutama sebagai sumber pangan bagi keluarga.
Kecipir yang mempunyai nama Latin (Psophocarpus tetragonolobus L.) sebenarnya telah menyebar di seluruh Indonesia. Nama tanaman tersebut berbeda di setiap daerah. Di Sumatera kecipir dikenal dengan sebutan kacang botol atau kacang belingbing. Di Palembang disebut kacang embing. Masyarakat Jawa Barat menyebut dengan jaat, di Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut cipir atau kecipir. Di Bali disebut kalongkang, di Manado disebut biraro, di Kalimantan disebut kacang botor atau kacang kumbotor. Sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Asparagus Bean, Asparagus Pea, Goa Bean, Princess Bean, Wing Bean, Four-angled bean, Winged Bean, atau Pois Carre.
Meski kecipir sudah dikenal seantero nusantara, ternyata tanaman ini bukanlah asli Indonesia. Ada yang mengatakan dari Madagaskar. Ada juga yang menyebutkan asal usul kecipir dari Afrika Tropis maupun dari Papua Nugini.
Diperkirakan kecipir menyebar luas di Asia Tenggara dalam abad ke 17 yang dibawa pedagang Arab. Sampai kini daerah persebaran kecipir meliputi Afrika Timur, India, Sri Lanka, Thailand, Indo-China, Malaysia, Indonesia, Philipina, Papua Nugini, hingga beberapa kepulauan di Pasifik.
Walaupun kecipir sudah ada sejak jaman dahulu. Namun tidak sedikit yang mengetahui tanaman kecipir hanya buahnya, tidak mengetahui bagimana bentuk tanamannya. Sebenarnya kecipir sangat mudah ditemui di perdesaan. Bentuk tanamannya merambat, memanjat atau membelit, membentuk semak yang menahun.
Dalam budidaya biasanya diberi penyangga. Jika dibiarkan akan menutupi permukaan tanah. Batangnya silindris, beruas-ruas, jarang mengayu, hingga 4 meter panjangnya. Daunnya berbentuk trifoliat seperti kacang panjang.
Bentuk bunga kecipir menjurai atau berbentuk karangan yang berisi 2 sampai 10 tangkai bunga dengan warna putih, biru atau merah ungu. Bunganya dapat dipakai sebagai pewarna makanan alami. Sedangkan buah kecipir bentuknya persegi empat dan lonjong memanjang serta tiap sisi bersayap dengan bentuk agak bergelombang. Panjang buah sekitar 6-40 cm. Biji dalam buah kecipir antara 5-20 butir tiap buahnya.
Penghasil Umbi dan Kaya Gizi
Mungkin banyak masyarakat yang belum ketahui kecipir juga menghasilkan umbi. Umbinya terbentuk pada akar utama dengan diameter 2-4 cm dan panjang 8-12 cm. Umbi atau bintil ini merupakan suatu bukti bahwa kecipir dapat dengan baik bekerja dengan rhizobium untuk menampung zat lemas (nitrogen) dari udara. Kecipir bisa dipanen saat usia 3-3,5 bulan dan bisa dibiarkan bertahan hidup hingga lebih dari 2 tahun.
Di era modern, kecipir seperti anak tiri. Pasalnya, tanaman ini dinilai kurang komersil. Apalagi disinyalir kandungan gizinya rendah dibandingkan dengan kacang-kacangan lain. Akibatnya kurang diperhitungkan sebagai sumber pangan seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan sebagainya.
Namun berbagai fakta telah mengungkapkan bahwa kandungan gizi yang terdapat dalam tanaman kecipir sangat baik untuk kesehatan dan sumber pangan. Tidak hanya buahnya yang hanya sebagai lalapan atau campuran pecel dan gado-gado tetapi daun, biji dan umbi kecipir ternyata bisa dimanfaatkan dan memiliki kandungan protein, lemak maupun karbohidrat yang tinggi sebagai sumber pangan.
Daun kecipir yang segar mengandung 5-15% zat protein. Bila dikeringkan meningkat menjadi 25,6%. Dapat disamakan dengan daun kacang panjang. Untuk biji kecipir kandungan proteinnya rata-rata 33,6%, lemak 17,5% dan karbohidratnya mencapai 30%.
Bijinya dapat juga diambil tepungnya, dimakan, atau digunakan untuk membuat minyak goreng dan susu. Dibandingkan dengan kacang tanah maupun kedelai karbohidrat dalam biji kecipir paling tinggi.
Selain itu biji kecipir juga mempunyai kadar asam amino essensial yang tinggi. Tinggi rendahnya maupun lengkapnya zat-zat asam amino essensial dalam suatu bahan makanan akan sangat menentukan tinggi rendahnya nilai gizinya. Karena itu ketimbang biji kedelai nilai asam amino essensial kecipir lebih tinggi. Lysine 7,4-8, dibandingkan kedelai 6,6; Phenylalaniene 4,8-5,8, dibandingkan kedelai 4,8; Histidine 2,7 dibandingkan kedelai 2,5; Leucine 8,6-9,2 dibandingkan kedelai 7,6; dan Methionine 1,2 dibandingkan kedelai 1,1.
Sedangkan umbi kecipir, yang sebagian orang mungkin belum mengetahuinya memiliki kadar zat protein, lemak dan karbohidrat yang melampaui dari umbi lainnya. Umbi kecipir atau busil dipungut bila batang kecipir sudah mulai rontok. Umbi direbus dengan rasa yang agak manis dan kenyal. Namun bila dimakan terlalu banyak akan menyebabkan pusing. Umbi yang enak dimakan dihasilkan pada umur 4-8 bulan.
Karena itu jelas daun, buah, biji bahkan umbi kecipir merupakan sumber protein, lemak dan karbohidrat yang bisa menjadi sumber pangan alternatif bagi masyarakat. Memang masih banyak masyarakat yang belum mengetahui nilai gizi kecipir, sehingga memandang sebelah mata terhadap kecipir.
Kelebihan lain dari tanaman ini, olahan kecipir juga dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit beri-beri, menurunkan kadar glukosa dalam darah, mengobati anemia serta menjaga fungsi otak manusia dengan baik. Hal ini karena sayuran kecipir memiliki kandungan Thiamin atau vitamin B1 yang dibutuhkan untuk mencegah dan mengobati penyakit tersebut. Ekstrak daun kecipir dapat digunakan mengobati mata yang bengkak dan sakit telinga. Daun kecipir yang diremas dan dicampur adas pulasari digunakan sebagai obat bisul.
Ternyata di balik nilai gizi yang tinggi kecipir juga bisa dimanfaatkan sebagai obat. Dengan kelebihan tersebut kecipir tak akan lagi menjadi anak tiri. Astri Anto,SP (Penyuluh Pertanian BPTP Kalimantan Tengah)/Yul
Perbandingan kadar air, protein, lemak dan karbohidrat:
Kadar |
Kecipir |
Kacang Tanah |
Kedelai |
Air |
6,7 |
5 |
8 % |
Protein |
29,8 - 37,4 |
25 – 30 |
40 % |
Lemak |
15 - 20,4 |
43 – 50 |
18 % |
Karbohidrat |
31,6 - 28 |
5 – 12 |
17 % |
Perbandingan susunan kimiawi umbi kecipir dengan umbi-umbian lainnya:
Jenis |
Air |
Kadar Protein |
Lemak |
Karbohidrat |
Kecipir Kentang Ketela Pohon Ketela Rambat Ganyong Gadung Bengkuang |
60 80 65 90 75 75 85 |
13,6 2 1,2 1,8 1 2 1,4 |
0,8 0,1 0,3 0,7 0,1 0,2 0,2 |
27,2 19 32 28 18 23 13 |
Sumber: (http://tabloidsinartani.com/read-detail/read/kecipir-tanaman-kampung-yang-kaya-manfaat/)