BUDIDAYA TANAMAN KELENGKENG
Di Indonesia, saat ini dikenal dua jenis lengkeng yaitu lengkeng dataran tinggi dan lengkeng dataran rendah. Lengkeng dataran tinggi adalah jenis lengkeng yang pertama-tama berkembang di Indonesia dan hanya mampu berproduksi di daerah dataran tinggi seperti di Temanggung, Ambarawa dan Tumpang. Lengkeng dataran rendah merupakan lengkeng introduksi dari Thailand dan Vietnam yang baru mulai berkembang di Indonesia beberapa tahun terakhir. Lengkeng ini berkembang sangat baik di daerah dataran rendah namun masih mampu berproduksi di daerah dataran tinggi.
SYARAT TUMBUH
Lengkeng menghendaki tanah yang gembur, dengan lapisan tanah yang tebal dan dapat mengikat air dengan baik. Jenis tanah yang dapat yang sesuai untuk pertumbuhan lengkeng antara lain jenis andosol, vertisol, latosol, atau tanah laterit. Tanaman lengkeng menghendaki pH sekitar 5,5-6,5. Curah hujan yang dikehendaki 2500-3000 mm per tahun dengan penyebaran merata sepanjang tahun. Selain itu tanaman ini membutuhkan sinar matahari penuh. Suhu optimum untuk pertumbuhan lengkeng berkisar 20-330C dengan kelembaban udara relatif 65-90%.
VARIETAS LENGKENG
Di dataran tinggi varietas lengkeng yang banyak dikembangkan adalah Kopyor dan Batu sedangkan di dataran rendah yang dikembangkan adalah Pingpong, Diamond River dan Itoh. Kelebihan varietas ini adalah daya adaptasi yang luas dan umurnya yang genjah, dari cangkokan atau sambung pucuk dapat berbuah pada umur 8-12 bulan sedangkan dari biji dapat berbuah pada umur 2-3 tahun.
BUDIDAYA LENGKENG
- Penanaman
Penanaman lengkeng dilakukan menjelang musim hujan. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60x60x60 atau 100x100x60 cm, tergantung besar kecilnya bibit yang akan ditanam. Jarak tanam minimal 6 x 6 m.
- Pemupukan
Pupuk diberikan sebelum tanam sebagai pupuk dasar dengan perbandingan 120:40:8:2:1 (tanah : pupuk kandang/kompos : kapur : SP-36 : urea). Pemberian pupuk selanjutnya pada saat lengkeng berumur setahun di areal pertanaman. Perbandingan jumlah pupuk yang diberikan 20 kg pupuk kandang, 3 kg kapur, 5 kg TSP, 2 kg urea. Pada tahun kedua; jumlah pupuk yang diberikan 4 kg kapur, 10 kg TSP dan 4 kg urea per hektar; tahun ketiga 50 kg pupuk kandang, 4 kg kapur, 8 kg TSP dan 2 kg urea; dan untuk tahun keempat adalah 100 kg pupuk kandang, 4 kg kapur, 10 kg TSP dan 10 kg urea. Pemberian pupuk setelah tahun tersebut sesuai kebutuhan tanaman (rekomendasi sementara).
- Penyiraman
Saat baru ditanam, tanaman lengkeng memerlukan penyiraman yang teratur 2 kali sehari. Selanjutnya penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi tanaman dan lingkungan pertanaman.
- Pemangkasan
Pangkas Bentuk
Pelaksanaan pemangkasan bentuk dimulai saat tanaman masih muda dan batang pokoknya baru mencapai tinggi 160-225 cm. Pemangkasan dilakukan pada batang pokok dengan ketinggian 150-175 cm dari permukaan tanah dan dilakukan pada awal musim hujan.
Pada awal musim hujan berikutnya, ranting yang terpilih tadi dipangkas lagi sampai tersisa 30-40 cm atau kira-kira 2/3 panjang ranting. Pelaksanaan pemangkasan ini dilakukan sampai tiga kali. Pada saat pemangkasan yang ketiga, disisakan dua ranting untuk tumbuh.
Pangkas Pemeliharaan
Pemangkasan tanaman yang belum berbuah harus dilakukan pada awal musim hujan. Dua minggu sebelum pemangkasan, dilakukan pemupukan agar pertumbuhan tanaman baik. Bagian yang dipangkas adalah cabang-cabang air yang tumbuh liar, rusak atau sakit, tumbuh bersinggungan dengan cabang lain, tumbuh membalik ke arah dalam, dan tumbuh ke arah bawah.
Pangkas Peremajaan
Pangkas peremajaan dilakukan pada tanaman yang sudah tua dimana cabang atau rantingnya tidak subur, tidak segar, dan produksinya sudah sangat menurun. Pemangkasan peremajaan ini dilakukan pada awal musim hujan dan dua minggu sebelumnya dilakukan pemupukan. Pemangkasan ini dilakukan sampai pada ujung cabang sekunder. Pemangkasan pere-majaan hanya bisa dilakukan sekali saja karena jika lebih dari sekali, dapat menurunkan hasil.
Hama dan Penyakit
Hama penting pada lengkeng adalah stink bug (Tessaratoma javanica) yang dapat merusak bunga pada masa pembungaan. Kumbang dewasa berada di panikel bunga, buah muda, dan terakhir berkembang pada batang atas lengkeng. Pengendaliannya dengan cara membuang telurnya dan dengan penggunaan insektisida berba-han aktif azodrine dengan melarutkan 10-20g/20 liter air. Predator alami stink bug adalah Anastatua sp., Micropanurus sp. dan Eupelmid sp.
Hama lain yang ditemukan pada lengkeng antara lain tungau Erinosa, scales, lalat buah, aphids, penggerek batang, ulat pemakan daun, ulat pemakan bunga, mealy bug, fruit spotting bug, elephant beetles dan fruit piercing moth dan tikus.
Hama penting yang menyerang pada musim pembuahan adalah kelelawar. Untuk menghindari serangan kelelawar dilakukan pemberongsongan buah dengan anyaman dari bambu. Cara lain dengan membuat jaring pengaman di sekitar kebun/di atas tanaman, tetapi metode tersebut sangat mahal.
Penyakit yang ditemukan pada lengkeng adalah jamur upas, akar putih, akar hitam, bercak daun dan busuk akar.
Pengendalian tanaman yang terkena jamur dilakukan dengan memangkas ranting yang sakit serta menyemprot dengan fungisida, sedangkan untuk penyakit akar pengen-dalian dilakukan dengan mencabut tanaman yang sakit dan kemudian membakarnya. Selain itu pencegahan penyakit juga diperlukan dengan cara menjaga sanitasi kebun.
Sumber :
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/budidaya-tanaman-lengkeng/