Menteri Pertanian (Mentan) Suswono menjelaskan, upaya-upaya yang dilakukan para petani dengan pengolahan tanah sistim organik membuktikan produktifitas padi dapat meningkat dua kali lipat dibanding produksi nasional per hektarnya. Hal tersebut disampaikan Mentan saat menghadiri acara pesta rakyat Wilujengan Garap Pasiten atau mengolah tanah ramah lingkungan di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ia mengatakan, produksi pangan secara nasional mencapai 5,1 ton per hektar, sedangkan dengan sistim organik yang dilakukan kelompok tani di Desa Karanglo, Klaten, dapat mencapai sembilan hingga 10 ton per hektar. Kami menyambut baik upaya-upaya yang dilakukan kelompok tani seperti di Desa Karanglo ini. Pertanian ke arah organik ramah lingkungan, katanya. Menurut dia, kondisi lahan sekarang sudah banyak yang rusak karena penggunaan pupuk anorganik dalam waktu lama. Tapi, petani sudah merintis dan caranya harus bertahap atau melalui proses menuju pupuk organik yang dapat memperbaiki lahan pertanian. Kalau pertanian penuh organik, kata Mentan, nanti mendapatkan sertifikasi mengakibatkan harga padi yang menggunakan pupuk organik menjadi tiga kali lipat dibanding anorganik. Jadi apa yang sudah dirintis terus dikembangkan sampai organik penuh dan minta untuk dilakukan sertifikasi. Kalau hal itu berhasil dapat diekspor dan harganya dapat lima kali lipat dibanding padi biasa, katanya. Menurut Mentan, petani sambil memperbaiki kondisi lahan yang sudah semakin kurus. Karena, jika terjadi kekeringan sedikit tanah bisa pecah dan tidak gembur lagi. Oleh karena itu, kata dia, harus ada upaya-upaya perbaikan agar tanah menjadi subur kembali dan pola tanam dengan metode SRI (System of Rice Intensification) yang dapat meningkatkan produktifitas.
Sumber : Sinar Tani