
KULONPROGO (KRjogja.com) - Para petani cabai Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulonprogo mengalami kerugian karena rendahnya harga cabai di pasaran. Hal ini dikarenakan harga cabai saat ini cukup rendah, hsanya berkisar antara Rp 3.000 hingga Rp 4.000 perkilogram.
Seorang petani cabai di Desa Bugel, Supar mengatakan, pada lahan seluas 1.200 meter persegi, dirinya mampu menghasilkan cabai 150 kilogram hingga 200 kilogram. "Namun, hasil penjualan cabai tidak mencukupi untuk biaya perawatan tanaman, mulai dari pemupukan, penyemprotan hama, dan penyiraman," katanya di Bugel, Selasa (5/7).
Menurut dia, untuk pengadaan pupuk NPK sebanyak 50 kilogram, dirinya harus mengeluarkan biaya Rp500 ribu. "Padahal pemupukan tanaman cabai tidak hanya sekalai, minimal tiga kali pemupukan. Belum lagi untuk biaya penyiraman tanaman," katanya.
Ia mengatakan dari penjualan cabai hasil panen, belum bisa balik modal. "Bahkan sekarang tanaman cabai diserang hama kekek yang sulit dibasmi. Harga obat untuk membasmi Rp120 ribu per botol, tetapi tidak ampuh," katanya.
Hal yang sama dikatakan petani cabai lainnya di Desa Bugel, Musyaroh, bahwa hasil panen cabai cukup bagus, tetapi setelah dijual, tidak bisa menutup biaya perawatan tanaman hingga panen. "Dari 7.500 meter persegi lahan yang ditanami cabai, setiap panen yaitu lima hari sekali bisa menghasilkan enam kuintal, tetapi sayang harga cabai saat ini sangat murah," katanya.
Menurut Musyaroh, petani cabai akan mendapat keuntungan apabila harga cabai di atas Rp7.000 per kilogramnya. "Kalau harga cabai masih di bawah tujuh ribu rupiah per kilogram, petani akan terus merugi, karena harga pupuk, obat-obatan tanaman, dan biaya penyiraman tanaman sangat tinggi," katanya.
Sumber : www.krjogja.com