Padang – Saat ini, Indonesia harus mengandalkan produksi dalam negeri karena negara- negara penghasil dan pengekspor jagung seperti Amerika dan Cina sudah tidak lagi mengekspor jagungnya karena produksi dimanfaatkan di dalam negeri sendiri. “Oleh karena itu pengembangan jagung dalam skala regional penting dilakukan,” demikian dijelaskan Menteri Pertanian, DR. Ir. Suswono, MMA saat menghadiri peresmian Kampoeng BNI Payo Kelurahan Tanah Garam, Lubuk Sikarah, Kota Solok, Sumatera Barat pada Jum’at (16/12).
Menurut Mentan, untuk menyukseskan pengembangan komoditas jagung, Pemerintah telah menerapkan pendekatan pengembangan agribisnis dan pola kemitraan. Dalam konsep agribisnis ini, seluruh pemangku kepentingan akan dilibatkan secara terkoordinasi dan terpadu dari hulu sampai ke hilir sehingga nilai tambah produksi dapat dinikmati secara maksimal oleh petani. “Dan hal ini sudah dilaksanakan dengan baik oleh Bank BNI di wilayah Sumatera Barat dengan membangun Kampoeng BNI ini. Saya meminta agar Pemerintah daerah lebih aktif menggerakan dan mengundang para pemangku kepentingan bersama –sama membangun pola kemitraan agribisnis jagung,” demikian dijelaskan Mentan.
Lebih jauh, Mentan berharap agar Konsep Kemitraan Pengembangan Agribsinis jagung di Sumbar diharapkan dapat dijadikan sebagai model pengembangan agribisnis jagung secara terpadu. “Model ini nantinya akan direplikasikan ke daerah lain dan Sumbar akan dijadikan sebagai daerah percontohan,”kata Mentan.
Sumber: Biro Umum dan Humas