Peluang untuk mengembangkan kedelai masih cukup besar. Angka produktivitas masih bisa diangkat dari yang sekarang rata-rata hanya 1,3 ton menjadi 2-3 ton per hektar, serta luas pertanaman kedelai masih bisa ditingkatkan. Untuk mendukung pengembangan kedelai itu, sistem perbenihan kedelai nasional harus dibenahi.
Menteri Pertanian, Suswono ketika melakukan panen kedelai bersama dengan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, Bupati Purworejo, dan Kepala Badan Litbang Pertanian, Haryono di Desa Wironatan, kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, pekan lalu menegaskan, kendati didera musim kemarau yang panjang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah masih dapat menikmati panen kedelai. Dari hasil ubinan pada panen kedelai yang dilakukan produktivitas kedelai varietas Grobogan mencapai 2,3 ton per hektar.
Panen kedelai ini adalah bukti kesungguhan petani Purworejo yang didukung dengan inovasi yang tepat masih dapat memberikan pendapatan yang cukup lumayan. “Sebagian daerah lain sudah ada yang tidak bisa mengoptimalkan lahannya karena musim kemarau yang cukup panjang. Namun di daerah ini nyatanya masih bisa panen kedelai”.
Untuk mendukung pengembangan kedelai ini, kata Suswono, penyediaan benih unggul bermutu dan sistem perbenihan harus dibenahi dan dioptimalkan. Sistem penyaluran kedelai melalui pendekatan Jaringan Benih Antar Lokasi dan Musim (JABALSIM) ke depan perlu diupayakan lebih baik lagi.
Salah satu strategi untuk mendukung percepatan penyediaan benih yang memadai adalah dengan membangun jejaring kerjasama antara pelaku agribisnis dengan pemasok benih sumber kedelai. Di samping itu dukungan inovasi teknologi untuk perbanyakan benih dan pengawalan kepada penangkar benih sangat dibutuhkan.
Untuk mendukung pembenahan sistem perbenihan kedelai nasional, Kepala Badan Litbang Pertanian, Haryono menjelaskan bahwa Badan Litbang terus meningkatkan upaya untuk menghasilkan dan menyebarluaskan inovasi teknologi dan varietas unggul.
Sejak tahun 1918, Kementerian Pertanian telah melepaskan lebih dari 70 VUB kedelai. Pada 5-10 tahun terakhir, di antara VUB kedelai tersebut ada yang memiliki potensi produksi 3 ton per hektar dengan umur 76-93 hari yaitu grobogan, anjasmoro, argopuro, argomulyo, valuran, detam 1 dan willis.