Perusahaan swasta makin berminat untuk melisensi hasil karya Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kali ini empat perusahaan swasta melisensi dua produk hasil rekayasa yakni Rice Transplanter jajar legowo dan Mini Combine Harvester.
Keempat perusahaan yang melisensi kedua alat mesin pertanian tersebut adalah PT. Wijaya Karya Industri dan Kontruksi, PT. Sarandi Karya Nugraha, CV. Adi Setia Utama Jaya dan PT. Lambang Jaya.
Sebelumnya empat perusahaan juga telah meneken perjanjian lisensi memproduksi dua jenis alsintan tersebut. Perusahaan tersebut yakni, PT. Rutan Agrindo, PT. Lambang Jaya (Lampung), PT. Sainindo Kurniasejati dan PT. Bukaka Teknik Utama.
“Kami berharap kerjasama ini akan memperbanyak alsintan sesuai dengan program-program pemerintah,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian, Haryono usai Penandatanganan Perjanjian Lisensi Rice Transplanter Jajar Legowo dan Mini Combine Harvester di Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian, Bogor, beberapa waktu lalu.
Balitbangtan melalui Balai Besar Mekanisasi Pertanian (BB Mektan) telah menghasilkan invensi Rice Transplanter Jajar Legowo atau mesin penanam padi jajar legowo. Jajar legowo (Jarwo) merupakan metode tanam dengan jarak antar baris tanam 20 cm x 20 cm dengan jarak dalam barisan tanam 12,5-13 cm, diselingi jarak kelompok antar barisan tanaman berikutnya selebar 40 cm.
Keunggulan Rice Transplanter Jajar Legowo yaitu mampu melakukan tanam bibit padi seluas 1 hektar dalam waktu sekitar 5–6 jam. Selain itu, tanaman ini dapat digunakan di lahan sawah dengan kedalaman lumpur lebih dari 60 cm, menurunkan biaya tanam dan mempercepat waktu tanam. “Alat ini diharapkan mampu meningkatkan produksi padi per hektar menjadi sekitar 20–30%,” kata Haryono.
Balitbangtan juga menghasilkan invensi Mini Combine Harvester. Alat tersebut adalah mesin pemanen padi mini dengan sistem kombinasi pemotongan, perontokan dan pembersihan. Alsintan ini memiliki nilai tekanan tanah rendah, sehingga mesin ini dapat beroperasi di lahan sawah.
Menurut Haryono, keuntungan Mini Combine Harvester selain mengurangi tenaga kerja, juga dapat mengurangi kehilangan hasil atau losses saat panen. Jika sebelumnya kehilangan panen mencapai 10%, maka dengan alat tersebut tinggal satu hingga dua persen. “Jika dua alat ini digunakan secara intensif, maka petani atau kelompok tani akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar,” tambahnya.
Sementara itu Engineering and Maintenance Department PT. Wijaya Karya Industri dan Kontruksi, Agus Haryono mengatakan, kebijakan pemerintah yang terus mendorong program swasembada pangan, terutama dalam penggunaan alat mesin pertanian menjadi peluang baru bagi perusahaan. “Kami melihat peluang itu. Dari sektor industri kami juga ingin ikut berpartisipasi sekaligus mendiversifikasi alat pertanian,” katanya.
Bahkan lanjut dia, PT. Wijaya Karya Industri dan Kontruksi berencana akan memproduksi Rice Transplanter Jajar Legowo dan Mini Combine Harvester masing-masing sekitar 20 unit/hari. “Kami tidak ada target produksi. Kami mengikuti jumlah yang dibutuhkan Kementerian Pertanian. Harapan kami, target swasembada tiga tahun bisa tercapai. Kami mendukung dan ikut berpartisipasi,” katanya. Tia/Yul
Penulis : Tiara Dianing Tyas
Sumber : (http://tabloidsinartani.com/read-detail/read/swasta-makin-minati-karya-litbang-pertanian/)