Beberapa waktu yang lalu jagat maya sempat digegerkan oleh kemunculan foto yang menampilkan sawah yang banyak dipenuhi dengan ikan atau biasa disebut mina padi yang terdapat di Kabupaten Sleman, Jogjakarta. Sistem budidaya ini memberi keuntungan ganda bagi para petani.
Petani tidak hanya memperoleh hasil panen padi, namun mendapat panen ikan, dimana hasil ikan yang diperoleh juga dapat digunakan untuk menutup sebagian biaya usahatani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Varietas padi yang digunakan umumnya adalah Ciherang, IR64 dan varietas lokal Cempo Merah, sedangkan ikan yang dibudidaya adalah ikan jenis nila.
Frans Hero Making adalah penyuluh yang berhasil menerapkan sistem usaha tani mina padi pada para kelompok binaannya. Frans sendiri mendapatkan ilmu mengenai mina padi setelah mengikuti pelatihan di Balitpa (sekarang Balai Besar Penelitian Tanaman Padi-BB Padi) Sukamandi pada tahun 1993.
Saat ini pun Frans masih terus menerapkan hasil inovasi teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yaitu sistem pertanaman jajar legowo yang diaplikasikan pada mina padi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jogjakarta turut melakukan pendampingan dalam sistem budidaya ini.
Frans berpendapat bahwa sistem pertanaman jajar legowo khususnya tipe 2:1 selain dapat meningkatkan hasil produksi padi karena jumlah populasi tanaman meningkat 33%, juga mampu meningkatkan hasil panen ikan, karena dengan banyaknya lorong legowo sehingga ikan akan mempunyai banyak ruang gerak.
Dengan banyaknya sinar matahari yang masuk melalui lorong legowo juga mengakibatkan pertumbuhan plankton sebagai makanan alami turut meningkat dan produktivitas ikan akan meningkat.
Frans yang merupakan penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) wilayah V ini menjelaskan bahwa ada dua konsep pola budidaya mina padi, yang pertama pendederan yaitu pemanenan dilakukan pada saat ikan mencapai ukuran bibit.
Sumber : http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/2233/