
Menteri Pertanian Dr.Ir. Suswono M.MA menandaskan, pengembangan agribisnis jagung di dalam negeri masih cukup menjanjikan karena kebutuhan akan jagung terus meningkat dan belum mampu dipenuhi oleh produksi di dalam negeri. Di pasar global, akhir-akhir ini harga jagung meningkat dua kali lipat seiring meningkatnya kebutuhan jagung untuk pangan, pakan dan bahan baku energi.
Namun agar nilai ekonomis jagung bisa lebih dinikmati oleh petani, menteri menekankan perlunya kepastian harga, sehingga petani tidak sampai dirugikan. Di sisi lain, petani juga wajib memenuhi janji dan komitmen yang dibuat dengan mitra usahanya, yakni para pengusaha industri pakan.
Penegasan ini disampaikan menteri pertanian di hadapan para petani jagung saat melakukan kunjungan kerja sehari ke Kabupaten Aceh Selatan, Rabu (28/3). Pada kesempatan itu, Mentan bersama rombongan pejabat melakukan petik jagung milik Gapoktan Pintu Rimba, Desa Pintu Rimba, Kecamatan Trumon Timur, Kab. Aceh Selatan. Hasil ubinan panen jagung oleh mentan ini menunjukkan produktivitas yang cukup menggembirakan : 8 ton/ha jagung pipilan panen. Selain melakukan panen jagung yang menandai panen raya jagung di kabupaten in, menteri juga melakukan temu wicara dengan petani jagung se-kab. Aceh Selatan.
Dalam kunjungan itu Mentan Suswono didampingi Asisten II Pemprov Aceh, Ir H. Said Mustafa mewakili Pj Gubernur Tarmizi Karim dan Bupati Aceh Selatan T. Husein Yusuf S.Pd. Ikut dalam rombongan, antara lain Dirjen Peternakan M. Syukur Iwantoro, Direktur Serealia Ir. M. Rahman Pinem MM, Danrem 012/TU Kol Inf Purnawan Widi Andaru, dan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Aceh, Ir Asrin.
Mentan mengharapkan Kab. Aceh Selatan terus memacu produksi jagung sehingga memberikan kontribusi yang lebih besar bagi produksi jagung di dalam negeri. Peluang ke arah itu cukup besar mengingat luasnya lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas jagung, apalagi setelah melihat hasil yang dicapai pada program 2011.
Menurut menteri, saat ini dengan produksi nasional yang tercatat 17 juta ton belum mencukupi kebutuhan, sehingga Indonesia masih harus mengimpor jagung sebanyak dua juta/tahun dari Kanada dan Amerika Serikat. Dengan demikian sangat besar peluang di bidang agribisnis jagung yang bisa dimanfaatkan oleh daerah-daerah untuk memenuhi kekurangan kebutuhan jagung, termasuk Aceh Selatan.
24 juta ton pipilan kering
Karena itu, mentan menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong petani untuk terus mengembangkan tanaman jagung. Produksi jagung di dalam negeri harus meningkat minimal 10 persen per tahun dan sasaran produksi tahun 2012 mencapai 24 juta pipilan kering, ujar menteri.
"Peluang pasar jagung masih sangat besar,” ungkap Mentan. Terkait pemasaran hasil, menteri siap membantu dengan melibatkan pelaku pasar, seperti pengusaha pakan ternak dengan sistem kontrak, sehingga stabilitas harga tetap terjamin dan petani tidak terperangkan di dalam cengkeraman para tengkulak.
Menanggapi keluhan petani di bidang permodalan usahatani, Mentan menyodorkan jalan keluar dengan menghimbau petani memanfaatkan berbagai skim kredit yang kini tersedia di pasaran. Petani bisa memanfaatkan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi yang bunganya hanya 6 persen per tahun. Atau Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 14 persen. Bahkan jika kebutuhan kredit hanya di bawah Rp 20 juta, petani tak perlu menyediakan agunan untuk KUR ini, ujar Mentan.
Dalam kaitan itu pulalah Mentan hadir ke lokasi areal penanaman jagung di Trumon bersama sejumlah pengusaha, termasuk pengusaha pakan ternak. "Saya sengaja membawa beberapa pengusaha yang siap menampung hasil produksi jagung Aceh Selatan," ujarnya.
Menteri tiba di Trumon bersama rombongan menggunakan helikopter sekitar pukul 10.00 Wib di lapangan Mako Brimob Subden 1 Detasemen C Pelopor Gampong Ie Jeureneh, Kecamatan Trumon Timur.
Bupati Husin Yusuf dalam sambutannya memaparkan potensi alam Aceh Selatan yang berpeluang memberikan kesejahteraan perekonomian masyarakat apabila potensi ini digarap lebih serius. Untuk itu, Aceh Selatan sangat membutuhkan bantuan, baik dari pemerintah pusat maupun provinsi, katanya.
Adapun program penanaman jagung 2011 di kabupaten ini yang kini sudah memasuki masa panen tercatat seluas lima ribu hektar dengan produksi rata-rata delapan ton/hektar. Melihat keberhasilan ini, kata bupati, pada 2012 direncanakan seluas 10 ribu hektar dengan target produksi delapan ton/hektar. Hal ini tentunya dipacu dengan adanya bantuan benih APBN-P akhir tahun 2011 yang lalu seluas 3.000 ha. Kita berharap produksi untuk tahun 2012 ini mencapai 60.000 ton,” kata Husin Yusuf. Dikatakannya, budidaya jagung dikembangkan di 11 kecamatan, 3 kecamatan di Trumon Raya merupakan pusat pengembangan jagung
Sementara itu, Pelaksana Gubernur NAD dalam sambutan yang dibacakan oleh Sajid Mustafa, mengemukakan target produksi jagung provinsi ini 2012 mencapai 200 ribu ton dengan produktivitas 3,84 ton/ha. Sementara untuk padi di tahun yang sama produksinya ditetapkan sekitar 1,995 juta ton dengan produktivitas 4,9 ton. Andalan produksi padi maupun jagung di provinsi ini, menurut pelaksana gubernur masih bertumpu kepada SLPTT. Jumlah petani jagung padi dan jagung yang selama ini mendapat bantuan baik dari pusat maupun provinsi mencapai 35 ribu orang. Untuk tahun 2012, jumlah bantuan benih padi yang diterima mencapai 15 ribu ton dan jagung 1.000 ton.
Prov. NAD tahun ini juga akan menggulirkan program pengembangan padi non hibrida seluas 150.000 hektar, padi hibrida 50.000 hektar, padi lahan kering 10.000 hektar dan jagung hibrida 32.000 hektar
Bupati Aceh Selatan Husein Yusuf menjelaskan bahwa kabupaten ini merupakan salah satu sentra produksi jagung untuk Provinsi NAD. Tahun lalu, produksi jagung kabupaten ini mencapai 30 ribu ton yang dihasilkan areal panen seluas 5 ribu hektar yang tersebar di 11 wilayah kecamatan. Produktivitas juga cukup lumaian yakni 8 ton/ha. Untuk 2012 ini, sasaran tanam jagung ini naik dua kali lipat menjadi 10 ribu ha dengan target produksi 60 ribu ton. Menurut bupati, kenaikan areal tanam ini terutama berkat dukungan pemerintah pusat melalui APBNP 2011 yang menyediakan bantuan benih jagung hibrida untuk seluas 3.000 ha.
Jaminan harga
Bupati menjelaskan masalah utama usahatani jagung di daerah ini yakni harga jual yang masih sangat fluktuatif. Untuk itu ia meminta pemerintah pusat mampu mengendalikan harga jagung pada tingkat yang menguntungkan petani. Dengan harga yang stabil, petani akan lebih bergairah menanam jagung dan terhindar dari cengkraman pengijon.
Pada bagian lain, bupati juga mengungkapkan bahwa kabupaten ini sudah surplus pangan selama beberapara tahun terakhir.Tahun lalu misalnya, surplus bahan pangan berupa padi mencapai 80 ribu ton (GKG). Tahun 2011 areal panen padi mencapai 20 ribu ha. Bupati yakin surplus bahan pangan ini masih bisa ditingkatkan karena potensi lahan pertanian di kabupaten ini masih sangat besar. Untuk itu ia mengharapkan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat mendukung perbaikan jaringan irigasi, jalan dan jembatan khususya di sentra-sentra usahatani di daerah ini (tpl).
Sumber : http://tanamanpangan.deptan.go.id/index.php/berita/detail/52