
Ketiga upaya tersebut adalah revitalisasi pertanian dengan memfokuskan investasi pada rehabilitasi pengairan, pengendalian volatilitas harga pangan melalui distribusi pangan,intervensi pasar, penerapan tarif pangan yang fleksibel dan penerapan sistem jaring pengaman sosial dengan memberikan subsidi pangan pada orang miskin.
”Upaya mengatasi kerawanan pangan yang dijelaskan tersebut seperti yang sudah dilakukan di Indonesia, karena itu kami angkat dalam Konferensi FAO,” jelas Mentan pada saat menggelar jumpa pers di Jakarta (19/3).
Dijelaskan Mentan, kegiatan Konferensi FAO Kawasan Asia Pasifik tersebut merupakan kegiatan dua tahunan yang dihadiri oleh 22 Menteri dan 17 pejabat senior yang mewakili Menteri dari 39 negara anggota FAO di Kawasan Asia Pasifik, organisasi internasional lainnya dan LSM.
”Dalam kegiatan ini dibahas berbagai isu tentang kondisi pangan dan pertanian di Kawasan Asia dan Pasifik, produksi pangan global, ketahanan pangan dan tantangan keamanan pangan serta kebijakan dalam mengatasi gejolak harga pangan. Selain itu dibahas juga hasil pelaksanaan program yang telah dicapai FAO dan rencana serta kegiatan prioritas di Kawasan Asia Pasifik tahun 2012 – 2015.,” jelas Mentan.
Terkait dengan Program dan Pendanaan tahun 2012 – 2013 dan Prioritas Kegiatan tahun 2014 – 2015, anggota konferensi menyampaikan pentingnya perhatian FAO regional Asia dan Pasifik pada produksi padi, keunggulan komparatif melalui peningkatan produktivitas, manajemen sumberdaya yang sustainable,kebijakan pertanian yang tepat, peningkatan kapasitas dan aplikasi teknologi. Sementara itu, mengenai desentralisasi, Indonesia menyerukan agar FAO memberikan perhatian termasuk alokasi dana yang lebih besar pada regional Asia dan Pasifik mengingat di kawasan ini dihuni lebih dari 2/3 penduduk bumi dan yang lebih banyak mengalami kemiskinan dan kelaparan.
Pertemuan Bilateral dengan Dirjen FAO
Pada sela- sela acara konferensi, Mentan melakukan pertemuan dengan Dirjen FAO, Dr. Jose Graziano Da Silva. ” Pemerintah RI berterima kasih atas dukungan dan bantuan FAO dalam pembangunan pertanian Indonesia terutama pemberantasan vaksin flu burung dan rabies,” kata Mentan.
Selain itu, Mentan juga meminta agar FAO lebih banyak melibatkan tenaga ahli pertanian Indonesia dalam melakukan proses formulasi dan implementasi proyek. ”Indonesia juga meminta agar FAO mau bersama – sama membangun kerjasama Selatan – Selatan (KSS) mengingat Indonesia memiliki pengalaman dalam kerjasama tersebut termasuk memberikan bantuan teknis kepada banyak negara di Afrika, Asia dan Pasifik,” jelas Mentan.
Sumber: Biro Umum dan Humas