
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Dr Ir Fadel Muhammad menyatakan melalui penerapan teknologi yang tepat, budidaya perikanan tidak membutuhkan lahan yang luas. Lahan pasir di pesisir selatan Yogyakara dapat digunakan sebagai tempat budidaya perikanan.
Melalui penerapan teknologi aquaponik, lahan pasir mampu menghasilkan manfaat besar untuk budidaya ikan. Fadel mengungkapkan, dengan sinergitas yang baik antara perikanan dan pertanian, pada lahan yang minim petani ikan dapat mencapai penghasilan minimal Rp 1,5 juta.
Untuk memasyarakat model aquaponik, masyarakat diberikan bantuan dari Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP) senilai Rp 7,6 miliar. Khusus untuk Kabupaten Bantul, diberikan juga bantuan teknologi pembuat es dengan memanfaatkan listrik pembangkit tenaga angin dan surya. “Sementara untuk produksi perbenihan korban bencana Merapi untuk Sleman, Kulonprogo, dan Bantul sebesar Rp 234 juta,” jelas Fadel di Pantai Pandansimo Baru di Poncosari, Srandakan, Kamis (3/3).
Sementara Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa konsumsi ikan di masyarakat perlu ditingkatkan. Sebagai kota pelajar, DIY menempati urutan pertama dalam konsumsi ikan lele, namun konsumsi ikan laut terendah di DIY. “Potensi ekonomi ini harus dimaksimalkan dengan bantuan yang telah diterima,” jelasnya. Dengan langkah produktif, maka masyarakat di pesisir dapat meneguk keuntungan.
Pernyataan senada disampaikan Bupati Bantul, Hj Sri Suryawidati. Dengan panjang pantai 13 kilometer, Bantul siap menjadi sentra budidaya ikan. Pemerintah pun siap memberikan bantuan kepada kelompok pembudidaya ikan agar mandiri.BANTUL (KRjogja.com)