
Demikian ditandaskan oleh Direktur Pascapanen Tanaman Pangan, Ir. Pending Dadih Permana, M.Ec.Dev saat membukan Pertemuan Koordinasi dan Workshop Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan Tahun 2012 yang berlangsung di Yogyakarta, 28 – 30 Maret 2012. Pertemuan ini diarahkan untuk mengintegrasikan dan mensinergikan kegiatan penanganan pascapanen tanaman pangan tahun 2012, serta menginventarisir kebutuhan dan ketersediaan sarana pascapanen tanaman pangan di seluruh Indonesia.
Didahului oleh sambutan selamat datang Kepala Dinas Pertanian Provinsi D.I. Yogyakarta, pertemuan dihadiri oleh para nara sumber, Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, para kepala bidang yang menangani kegiatan pascapanen dan produksi tanaman pangan dari 31 Provinsi dan 4 Kabupaten/Kota Provinsi D.I. Yogyakarta, produsen sarana pascapanen tanaman pangan, dan para undangan lainnya.
Menurut Permana, pemetaan kondisi dan kegiatan pascapanen di setiap daerah akhir-akhir ini makin penting dalam rangka penyusunan dan penetapan sasaran program penanganan pascapanen tanaman pangan yang tepat. Penanganan pascapanen tanaman pangan mempunyai peranan penting dalam menurunkan susut hasil, mempertahankan mutu serta meningkatkan nilai tambah (daya saing) produk tanaman pangan, katanya.
Ditambahkannya, bahwa strategi penurunan susut panen tanaman pangan dengan pendekatan system dynamic sangat membantu penerapan teknologi penanganan pascapanen yang baik (GAP dan GHP), sehingga memberikan dampak yang lebih akurat untuk mengurangi tingkat kehilangan hasil dan mempertahankan mutu. Untuk itu, ke depan perlu dibangun suatu sistem teknologi penanganan pascapanen yang tepat. Ini harus dimulai dengan memperhatikan beberapa tahapan penting penanganan pascapanen yang meliputi pelaksanaan panen sampai penyimpanan serta mempertimbangkan faktor teknis, ekonomi sosial budaya, serta aplikasinya di lapangan (risanda/tpl)
sumber : http://tanamanpangan.deptan.go.id/index.php/berita/detail/53