Swasembada kedelai menjadi target utama pemerintah dalam lima tahun ke depan bersama dua komoditas pangan lain yaitu padi dan jagung yang sejak awal tahun ini selalu digaungkan dengan swasembada PJK (padi, jagung dan kedelai). Berbagai potensi sumber daya dikerahkan secara maksimal untuk percepatan dan pencapaian target tersebut.
Gerak cepat dengan aksi real di lapangan dari berbagai komponen institusi pusat dan daerah dalam identifikasi, zonasi dan koordinasi di setiap wilayah pengembangan kedelai telah dan terus dilakukan sebagai respons terhadap program yang dicanangkan pemerintah ini.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dengan semangat mengimplementasikan tagline science, innovation dan network mengambil posisi di garda terdepan dalam aktualisasi program swasembada kedelai. Sebagai lembaga penelitian berbagai inovasi dan teknologi yang dihasilkan siap ditransformasikan ke masyarakat.
Peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri masih terbuka lebar, baik melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal tanam (PAT). Saat ini produktivitas nasional kedelai baru mencapai 1,4 t/ha dengan kisaran 0,6-2,2 t/ha di tingkat petani, sedangkan produktivitas hasil penelitian dengan teknologi budidaya spesifik lokasi dapat mencapai 1,7-3,2 t/ha, bergantung pada kondisi lahan dan teknologi yang diterapkan.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa teknologi produksi kedelai spesifik lokasi telah tersedia dan siap untuk diterapkan di tingkat petani. Data statistik tentang kedelai menunjukkan bahwa tren positif kenaikkan produktivitas terlihat dari 1,2 t/ha pada tahun 2005 menjadi 1,4 t/ha di tahun 2014, namun terjadi stagnasi pada luas area dan produksi.
Peningkatan produktivitas kedelai perlu dilakukan dengan penerapan teknologi spesifik lokasi. PAT diupayakan melalui peningkatan indek tanam (IP) di lahan sawah irigasi dan tadah hujan, lahan kering yang diberakan dengan sistem monokultur maupun tumpasari, areal tanam perkebunan, hutan yang belum optimal dan pembukaan areal baru. Peningkatan produksi dan PAT masih terkendala dengan nilai kompetitif kedelai dengan komoditas pangan lainnya, terlebih pada areal tanam di sawah irigasi, tadah hujan dan lahan kering.
Informasi selanjutnya hubungi:
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi)
Jl. Raya Kendal Payak Kotak Pos 66 Malang 65101 - Jawa Timur
Telp: 0341 - 801468, 801075 Fax: 0341 - 801496
email: balitkabi@litbang.pertanian.go.id
Situs Web : http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/
Sumber : http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/2116/