JAKARTA – Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono MMA menerima penghargaan bidang pertanian Chevalier dans l’Ordre du Mérite Agricole dari pemerintah Perancis. Penghargaan tersebut diberikan kepada pihak yang dinilai banyak berjasa di bidang pertanian baik yang berasal dari Perancis maupun luarnegeri.<p></p>
Menteri Pertanian mengatakan, penghargaan tersebut diharapkan memberikan pangaruh positif bagi kinerja Kementerian Pertanian dalam membangun spirit kerjasama untuk mencapai hubungan yang lebih baik. “Saya komit untuk terus berkiprah membangun pertanian di Indonesia ini,”katanya usai menerima penghargaan tersebut di Kediaman Dubes Perancis, Jakarta pada Senin (25/6/2012).<p></p>
Dalam siaran persnya, Dubes Perancis Bertrand Lortholary menjelaskan bahwa penghargaantersebut sebagai apresiasi terhadap komitmen dan jasa yang telah dicurahkan demi kemajuan bidang pertanian terutama pada waktu Perancis memimpin kelompok G20 dari bulan November 2010 s.d. bulan November 2011, dimana telah diselenggarakan serangkaian pertemuan guna membahas isu penting: volatilitas harga produkpertanian. <p></p>
Perancis menilai tokoh penerima penghargaan yaitu Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono MMA, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dan Staf Ahli Menteri Bidang Kerjasama Internasional Kementerian Pertanian Tahlim Sudaryanto telah berperan aktif dalam forum tersebut.<p></p>
Pertemuan– pertemuan persiapan G20 itu mencapai puncaknya saat diselenggarakan pertemuan menteri – menteri pertanian, yang berhasil mengadopsi “Rencana Aksiterkait dengan volatilitas harga pangan dan pertanian”. Dalam rencana tersebut terdapat kesamaan pandang antara Perancis dan Indonesia dalam membantu merumuskan berbagai kebijakan terkoordinasi di tingkat Internasional guna memperkokoh ketahanan pangan global.<p></p>
Menurut Menteri Pertanian, kesamaan pandangan Indonesia dan Perancis tentang volatilitas harga produk pertanian terkait dengan fokus perhatian pemerintah terhadap nasib petani skala kecil yang merasakan dampak fluktuasi tersebut yaitu terjadinya ketidakpastian harga. “Kondisi tersebut membuat petani khawatir, apakah produk yang dipanen akan menguntungkan atau malah merugikan. Oleh karena itu, kita memberi dukungan yang konstruktif agar negara maju turut berperan menjaga stabilitas harga untuk membangun suatu kepastian harga,” katanya.<p></p>
Lebih lanjut Mentan berharap agar negara maju memberikan standar harga yang optimal setidaknya sebagai mitra kerja kaitannya dengan produk negara berkembang. Mentan menambahkan, selain membahas tentang volatilitas harga, Indonesia juga mengingatkan tentang peran negara maju dalam food security, sebab salah satu masalah negara maju adalah obesitas karena kelebihan konsumsi makanan, sementara di sisi lain ada negara yang kelaparan karena kekurangan makanan. “Karena itu, Indonesia mengingatkan agar kelebihan konsumsi makanan di negara maju dapat dialihkan ke negara yang kekurangan pangan misalnya Afrika,” jelasnya.<p></p>
Terkait hubungan Indonesia dengan Perancis di bidang pertanian, Mentan menginginkan agar para pelaku usaha di Perancis bisa melakukan investasi di Indonesia yang hasilnya bisa diserap oleh pasar Perancis. “Bentuk investasinya bisa masuk dalam produk organik karena Perancis sangat membutuhkan produk tersebut termasuk Jerman. Selain produk organik, ada beberapa produk buah – buahan tropis dari Indonesia yang diharapkan bisa diterima oleh Perancis tanpa banyak hambatan. Intinya, pemerintah sangat membuka peluang investasi pertanian Perancis di Indonesia,” katanya.
Sumber: Biro Umum dan Humas