
Realisasi bantuan bibit bagi petani salak pondoh yang terkena dampak erupsi Merapi akan diberikan tahun ini. Namun, pengajuan permohonan ditujukan kepada Dinas Pertanian Propinsi DIY.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (DPPK) Sleman, Slamet Riyadi Martoyo menjelaskan, program bantuan tersebut akan dimasukkan dalam bansos atau bantuan sosial. "Kami targetkan tahun ini. Yakni, selama masih musim penghujan. Soalnya, kalau sudah masuk musim kemarau, maka bantuan bisa percuma," ungkapnya saat dikonfirmasi, Sabtu (12/2).
Dengam mekanisme bansos tersebut, maka pemilik lahan salak pondoh harus mengajukan permohonan bantuan kepada dinas Propinsi. Pasalnya, bantuan tersebut menggunakan dana dari propinsi. "Jadi, permohonan tidak ke Kabupaten Sleman, melainkan ke dinas pertanian DIY. Namun, akan ada penyuluh yang mendampingi petani," imbuh Riyadi.
Jumlah bantuan tersebut, terang Riyadi, berupa 72 ribu bibit salak pondoh senilai Rp 360 juta serta 360 ton pupuk organik. Semua merupakan limpahan bantuan dari propinsi. "Bantuan itu untuk petani salak pondoh, khususnya di Kecamatan Turi. Daerah itu yang banyak terkena dampaknya. Tetapi akan diprioritaskan yang rusak berat dulu," jelasnya.
Kendati demikian, DPPK Sleman juga sudah melakukan pemantauan lahan salak pondoh yang terkena dampak erupsi Merapi. Sebagian besar lahan tersebut kini sudah mulai tumbuh tunas baru. "Tunasnya kan sudah banyak yang tumbuh. Jadi, bantuan 72 ribu bibit ini bisa merata," tandas Riyadi.
SLEMAN (KRjogja.com)