Penampilannya sedikit berbeda dengan itik-itik dari daerah lain. Itik cihateup asal Rajapolah, Tasikmalaya Jawa Barat ini memiliki kekhasan leher yang lebih jangkung ketimbang itik-itik asli Indonesia lainnya. Dan itik cihateup memiliki pembawaan lebih tenang, ketika dihampiri tidak menimbulkan suara yang berisik. Artinya, itik jenis ini lebih tidak mudah stres akibat faktor eksternal.
Demikian penjelasan Prof Peni S Hardjosworo, Guru Besar Fakultas Peternakan IPB (Institut Pertanian Bogor) saat ditemui TROBOS Livestock (10/5). Ia menambahkan, di saat perubahan cuaca dari musim panas ke hujan atau sebaliknya hujan ke panas, produktivitas telur itik cihateup tidak anjlok.
Sifat-sifat positif itu menjadi alasan dipilihnya itik cihateup oleh Peni bersama tim risetnya sebagai sumber plasma nutfah untuk mendapatkan jenis itik pedaging asli Indonesia. Sifat utama yang “diincar” dari itik cihateup adalah postur tubuhnya yang menjulang. Dan ini dipastikan karena memiliki kerangka tubuh yang panjang. Dijelaskan Peni, struktur tulang yang panjang dibutuhkan bagi ternak pedaging karena tulang adalah tempat tumbuhnya otot.
Jantan Cihateup – Betina Alabio
Dalam penelitian kali ini, Peni dan kawan-kawan menyilangkan itik cihateup dengan itik alabio yang asli Kalimantan Selatan . Itik alabio selama ini dikenal memiliki citarasa daging yang enak dan kualitas dagingnya yang tebal. Selain itu, persilangan dengan alabio juga memberikan efek menurunkan ketajaman bau daging itik cihateup. Yang dilakukan adalah itik cihateup jantan dikawinkan dengan itik alabio betina. Persilangan ini memberikan hasil lebih baik ketimbang persilangan sebaliknya, itik cihateup betina dikawinkan itik alabio jantan. Diterangkan oleh Rukmiasih,Dosen Fakultas Peternakan IPB, penelitian pada itik cihateup ini telah dimulai sejak 2005.
Hasil penelitian menunjukkan itik unggulan Jawa Barat ini punya bobot rata-rata besar, produksi telur tinggi dan lebih tenang atau jinak. “Kalau ada orang masuk kandang, itik ini lebih tenang dibandingkan itik jenis lain yang seketika bersuara ribut dan berlarian,” ujar wanita yang biasa disapa Asih ini mendiskripsikan.Meski data lengkap tidak dimiliki, dari penelitian sebelumnya yang mengamati tingkat produksi selama 7 minggu, jumlah itik cihateup yang angka produktivitasnya bagus mencapai 70 %. “Artinya, kalau kita beli 100 ekor itik cihateup dari lapangan, 70 ekor berproduksi bagus. Sedangkan jenis lain biasanya paling banter 40 – 50 ekor yang bagus,” urai Asih.
Performa Bagus
Untuk performa daya tetas telur, dari tabel data 7 dapat dibaca bahwa itik CA menunjukkan angka rata-rata daya tetas telur jauh lebih tinggi dibandingkan itik jenis lain. Angkanya 61 % untuk CA; 46,47 % untuk murni alabio; 30,48 % untuk murni cihateup; dan 41,93 % untuk persilangan AC.