Kamis, 26 November 2015 Jogja Benih mendatangkan pakar pemasaran perikanan dari Kementerian Pertanian Dr. Estu Nugroho, Kepala Biro Adm. Perekonomian dan SDA Setda DIY Drs. Tri Mulyono, MM, Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Dr. Warman, dan Ketua Asosiasi Pemasar Ikan Yogyakarta Sri Hartono dalam acara Temu Strategi Pemasaran Perbenihan. Temu Strategi Pemasaran Perbenihan ini membahas tentang bagaimana mengetahui masalah, potensi dan kendala dalam pemasaran benih ikan dan upaya apa yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing dalam hal pemasaran benih ikan, baik di dalam maupun di luar DIY. Tujuan diadakan Temu Strategi Pemasaran yaitu diperolehnya informasi tentang pemasaran benihinformasi mengenai benih induk ikan yang bermutu dan diketahuinya teknologi perbenihan yang dapat menghasilkan benih ikan unggul serta diketahuinya cara budidaya benih ikan yang baik, sehingga mampu meningkatkan daya saing produk – produk perbenihan perikanan DIY.
Usaha perbenihan merupakan upaya untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian, karena kepemilikan lahan di DIY rata – rata sempit. Perikanan perlu didorong untuk meningkatkan kontribusi pertanian dalam pdrb. Usaha perbenihan perikanan merupakan usaha yang memberikan prospek yang menjanjikan karena kebutuhan benih dari luar semakin meningkat. Pada tahun 2014 kebutuhan benih 2,1 miliar dan tahun 2015 mencapai 2,65 miliar per tahun.
Produksi benih di DIY mencapai 1,46 miliar dan 90% dari produksi benih dari UPR (Unit Pembenih Rakyat), sehingga usaha UPR (Unit Pembenih Rakyat) dalam perbenihan perikanan sangat strategis.
Dalam rangka menghindari persaingan bisnis benih ikan, perlu dibentuk jaringan pemasaran benih yang anggotanya para UPR (Unit Pembenih Rakyat), serta perlu ditetapkan kesepakatan tata niaga benih ikan. Untuk meningkatkan daya saing perbenihan perikanan, maka perlu diupayakan peningkatan kualitas benih dengan harga yang terjangkau serta dapat diproduksi secara kontinu dan berkelanjutan. UPR (Unit Pembenih Rakyat) perlu mengupayakan sertifikasi CPIB, sehingga produksi benih mempunyai daya saing untuk menghadapi Pasar Global Asia.
Inti dari koordinasi temu strategi Pemasaran, dalam rangka optimalisasi web Jogja Benih, usaha perlu dukungan input data dari UPR (Unit Pembenih Rakyat) yang selalu melakukan update data, sehingga web Jogja Benih dapat merupakan wadah/tempat pemasaran produsen benih dari UPR (Unit Pembenih Rakyat). Perlu adanya zonasi jenis benih ikan yang diusahakan oleh UPR (Unit Pembenih Rakyat) atau klasterisasi. Agar dalam pembenihan ikan dapat efisiensi, maka diperlukan pencatatan usaha secara kontinu dan berkelanjutan.