Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbangtan) bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penyalur benih PT Pertani (Persero) untuk pengembangan benih komoditas pangan seperti, padi, jagung, kedelai dan tebu.
Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir mengatakan, salah satu strategi dalam peningkatan produksi berbagai komoditas tanaman pangan dan perkebunan adalah penyediaan benih bermutu yang memadai.
"Balitbangtan Kementerian Pertanian sesuai dengan tugas dan fungsinya bersama dengan mitra kerja sama terus berupaya menghasilkan dan menyebarluaskan benih varietas unggul agar dapat dikembangkan secara masif oleh petani," ujar Syakir di Kantor Balitbangtan. Beliau mengungkapkan, program kerja sama digulirkan karena kendala yang dihadapi adalah masih minimnya hasil penelitian dari Balitbangtan yang tidak terdistribusi dengan baik kepada petani maupun pelaku industri.
Salah satu benih unggul yang tengah dikembangkan oleh Balitbangtan bersama Pertani adalah komoditas tebu dengan angka produtivitas mencapai 150 ton per hektar dengan tingkat rendemen tebu 12 persen. Hal tersebut diupayakan agar mendorong produksi gula dalam negeri disaat keterbatasan lahan pertanian menjadi hambatan.
Sementara dari sisi Pertani akan melakukan distribusi hasil penelitian maupun inovasi (benih) yang dilakukan Balitbangtan kepada petani dan pelaku industri.
"Balitbang harus lebih agresif, bukan hanya menghasilkan, tapi juga agresif menyalurkan hasil inovasi teknologinya," tegas Syakir. Menurut beliau, jika Pertani melakukan riset secara mandiri maka membutuhkan biaya yang tidak sedikit, atas hal itu dilakukan kerja sama dengan Balitbangtan, diharapkan, pengembangan benih tebu bisa selesai pada 2018 dan bisa diproduksi masal pada tahun 2019.
Direktur Utama Pertani, Wahyu, menjelaskan bahwa atas kerja sama dengan Balitbangtan, pihaknya tengah memperisapkan jaringan distribusi benih tebu. Menurut dia, untuk tebu yang pasti sudah bicara dengan PT Perkebunan Nusantara, bahwa salah satu yang menjadi kendala adalah benih tebu yang kualitasnya menurun. "Balitbangtan punya inovasi benih tebu yang mengjasilkan rendemen diatas 12 persen, tapi belum dilepas, maka kami kerja sama," ungkap Wahyu.
Namun beliau tidak menjelaskan lebih lanjut terkait jumlah anggaran yang disiapkan dalam kerja sama pengembangan benih dengan Balitbangtan.
Dari data Balitbangtan saat ini tengah dilakukan pembinaan penangkaran benih di 18 Provinsi untuk padi, delapan provinsi untuk jagung dan 11 provinsi untuk kedelai. Sementara, untuk bawang, cabai dan komoditas lainnya juga sedang dirintis di sentra-sentra produksi komoditas tersebut.