
KULONPROGO (KRjogja) - Hasil panen padi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencapai 44.800 ton gabah kering panen pada musim taman III dengan luas lahan sawah 7.000 hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulon Progo Bambang Tri di Wates, Kamis (14/7), mengatakan, produktivitas lahan mencapai 6,4 ton gabah kering per hektare.
"Produksi padi tersebtu dihasilkan dari Kecamatan Kalibawang, Sentolo, Nanggulan dan Temon," katanya.
Ia mengimbau masyarakat Kulon Progo untuk tidak khawatir dengan ketersediaan beras meski harga beras terus mengalami kenaikan.
"Kami mengimbau masyarakat tidak khawatir meskipun harga beras naik menjelang Ramadhan. Kami menjamin stok beras di Kulon Progo aman hingga November mendatang," katanya.
Menurut dia, dengan pola tanaman padi-padi-palawija, hasil panen padi tiap tahun terus mengalami kenaikan. Selain itu, serangan hama wereng cokelat dapat diantisipasi.
"Petani boleh menanam palawija pada masa tanam satu dan dua, tapi pada musim tanam palawija petani tidak boleh menanam padi. Itu sesuai dengan peraturan bupati. Kalau petani tidak melaksanakan pola tanam tersebut, kemungkinan besar, tanaman mereka akan terserang hama wereng cokelat," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kenaikan produksi pertanian di Kulon Progo tidak terlepas dari penggunaan bibit unggul oleh petani.
"Sebagian besar menaman padi varietas Inpari 13, Cihierang, Bio I, II dan III. Benih unggul ini mampu menghasilkan padi 8,16 ton tiap hektare. Selain itu, benih ini juga tahan serangan hama wereng dan tidak membutuhkan waktu lama dari persemaian hingga panen," katanya.
Sumber : www.krjogja.com