JogjaBenih
  • Beranda
  • Profil JB
    • Tentang Jogja Benih
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
  • Informasi Publik
    • Artikel
    • Berita
    • Harga/Stok Benih/Bibit
    • Pedoman/Panduan
    • Pengumuman
    • Profil Benih/Bibit
    • Profil Instansi
    • Serba serbi Perbenihan
    • Varietas yang dilepas
  • Kontak
  • Login

BERITA LAINNYA
HARI JADI JOGJA BENIH KE - 8 INSTANSI YANG MEMPRODUKSI BENIH? ATAU SERTIFIKASI BENIH DIY? UPTD BP3MBTP SOLUSINYA SALAK PONDOH SLEMAN TETAP EKSPOR DI TENGAH PANDEMI COVID-19 TEKNIK MENANAM SIRIH DI LAHAN SEMPIT CARA MERAWAT POHON MANGGA YANG BERBUNGA BERKEBUN STROBERI DIRUMAH MANFAAT JERUK NIPIS DAN CARA PENANAMAN
Selengkapnya

Loading

Minuman Penyegar Dari Gunungkidul Yang Mempunyai Banyak Manfaat

Dipublikasikan oleh: Untung, Pada 09 January 2012, Dalam kategori: Berita

jaheBPTP- UP FMA desa Kelor, Karangmojo merupakan salah satu UP FMA yang ada di Kabupaten Gunungkidul, telah megembangkan agribisnis biofarmaka (tanaman obat) sebagai salah satu kegiatan dalam pembelajaran bersama dengan memanfaatkan potensi desanya sebagai usaha yang memberikan tambahan penghasilan masyarakat perdesaan. Produksi tanaman toga yang cukup banyak di daerah ini sangat dimungkinan untuk dikembangkan menjadi industri rumahtangga berupa pembuatan minuman penyegar berbahan tanaman toga. Tanaman toga yang telah diusahakan oleh ibu-ibu rumah tangga di desa ini yaitu jehe, temu lawak, kunyit dan kencur. Jahe (Zingiber officinale roscoe) merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh dengan mudah di Indonesia. Sebagai bahan bumbu masak, jahe umum sekali digunakan di dapur-dapur keluarga Indonesia maupun negara-negara Asia lainnya. Selain sebagai bumbu masak, secara empiris jahe biasa digunakan masyarakat sebagai obat masuk angin, gangguan pencernaan, antipiretik, anti-inflamasi, dan sebagai analgesik. Kegiatan ibu-ibu di desa Kelor utamanya dalam mengolah tanaman toga telah diproduksi dan dijual baik masih di dalam desa sendiri, juga telah dipasarkan sampai daerah di luar desa seperti: Semarang dan Jakarta melalui perantara masyarakat Gunungkidul yang merantau ke luar daerah. Namun demikian, hasil olahan berupa jamu instan (jahe, temu lawak, kunyit) masih sangat sederhana dalam pengemasannya, sehingga kurang menarik. Produk temulawak, jehe dan kunyit instan yang dihasilkan kurang bagus. Kristalnya instan berwarna kuning kecoklatan, bau khas jamu terlalu tajam, dan masih terasa pahit jamu, sehingga kurang disukai oleh konsumen yang belum terbiasa mengkonsumsi jamu. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan perbaikan dalam pengolahannya untuk menghilangkan rasa pengar tersebut, hasil olahan yang dikembangkan di laboratorium BPTP dapat mengatasi hal tersebut. Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi: pengelolahan seperti yang sudah biasa dilakukan, hanya saja ada perlakuan dengan disangkrai terlebih dahulu sebelum dihaluskan, sedangkan untuk olahan ditambahkan jeruk nipis untuk menghilangkan rasa pengar. Temulawak instan yang dihasilkan warna kristal kuning cerah, aroma khas jamu tidak terlalu tajam, dan rasa pahit jamu sudah berkurang. Disamping perbaikan mutu olahan juga dilakukan perbaikan kemasan produk, kemasan yang digunakan kelompok petani selama ini menggunakan plastik siler dan ketebalan plastik dibawah 0,8 cm sehingga sangat berpengaruh terhadap daya simpan kurang dari 1 bulan. Perbaikan kemasan yang telah dilakukan yaitu dengan kemasan plastik dengan ketabalan 0,8 cm kemudian disiller per shaset ± 10-15 gram selanjutnya dimasukan dalam kemasan tas jinjing berbahan kertas. Hasil uji penilaian terhadap harga produk jahe dan temu lawak instan dengan harga Rp 7.000,00, panelis menilai bahwa harga tersebut bisa diterima. Sedangkan hasil penilaian terhadap kemasan menunjukkan bahwa kemasan jahe dan temu lawak instan produksi Desa Kelor kurang menarik sedangkan kemasan jahe dan temu lawak instan produk yang telah diperbaiki 15% menyatakan sangat menarik, 70% menyatakan menarik, dan 15% menyatakan agak menarik.

sumber : http://yogya.litbang.deptan.go.id

Copyright © DPKP DIY 2025 | Website Resmi Jogja Benih v2.0  

Page Processed 0.086 secs