Budidaya ikan laut sebagai salah satu sektornya berperan dalam terwujudnya kesejahteraan. Hal tersebut merupakan tanggung jawab setiap pemangku kepentingan baik itu pemerintah, masyarakat, maupun pengusaha sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan penerimaan negara.
Fakta yang sangat dapat dipahami bahwa Indonesia beriklim tropis dan terletak di kawasan ekonomi Asean yang strategis secara ekonomi. Sumber daya alam yang melimpah jumlah dan keragamannya memerlukan kemandirian dalam pemanfaatan, pengelolaan dan pengembangannya. Sumber daya tersebut dapat dikembangkan salah satunya melalaui budidaya perikanan laut.
Data dari Investasi Kelautan dan Perikanan, Direktorat Pengembangan Investasi Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, bahwa Potensi menunjukan budidaya perikanan laut di Indonesia seluas 24.000.000 ha dan baru dimanfaatkan seluas 178.435 ha (0,74%). Artinya peluang terbuka untuk pengembangan masih ada seluas 23.821.565 ha. Untuk itu, potensi perikanan di Indonesia masih harus dioptimalkan. Dan pada tahun 2017, produksi perikanan budidaya ditargetkan sebesar 22,79 juta ton.
Sentra produksi budidaya laut di Bali berada di sepanjang pantai di Kabupaten Buleleng-Bali, telah dikenal baik nasional dan internasional sebagai sentra produksi nener ikan bandeng (Chanos chanos). Pada saat ini komoditas yang dikembangkan di sentra tersebut tak hanya sebatas nener namun telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, terlihat dari adanya variasi jenis ikan budidaya seperti kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus), kerapu sunu (Plectropomus leopardus) dan kerapu hybrid Cantang dan Cantik, kakap putih (Lates calcarifer) dan Ikan Hias.
Target produksi perikanan budidaya yang meningkat setiap tahun, menggambarkan adanya kesempatan yang masih luas dan hendaknya dapat dimanfaatkan. Ini adalah kesempatan, khususnya bagi masyarakat pembudidaya di Bali untuk dapat menggenjot produksi ikan laut hasil budidaya. Mengapa begitu karena secara geografis Bali sejalur dengan Jawa Timur dan Lombok dimana juga memiliki kawasan kawasan kegiatan budidaya laut, sehingga memiliki peluang yang luas sebagai pemasok benih ikan. Sedangkan secara transportasi di Bali juga telah didukung oleh kemudahan fasilitas pengiriman lewat jalur udara ke seluruh penjuru indonesia bahkan internasional.
Budidaya ikan laut menjadi bisnis yang menjanjikan keuntungan besar. Pengetahuan tentang pakan ikan dan lingkungan menjadi kunci sukses dalam berbudidaya.
Adapun permasalahan yang kerap ditemui dalam budidaya adalah pakan, penyakit, dan lingkungan. Sehingga disiplin dalam menjaga nilai nutrisi dan kesehatan ikan, serta menyediakan media budidaya yang memadai merupakan hal yang harus dikerjakan. Kali ini penulis menyoroti tentang pakan alami yang diperlukan pada pembenihan ikan laut.
Pakan alami merupakan jasad hidup, dapat berupa fitoplankton atau zooplankton. Pakan ini digunakan sebagai pakan awal untuk tetasan telur ikan laut (larva). Artemia, Rotifer, Copepoda merupakan macam dari pakan alami. Pada umumnya pembudidaya menggunakan Rotifer dan Artemia sebagai pakan awal.
Kedua pakan alami tersebut rendah nilai nutrisinya, sehingga harus dilakukan pengkayaan terlebih dahulu sebelum diberikan ke larva ikan laut. Copepoda lebih unggul dibandingkan dengan kedua jenis pakan alami tersebut karena memiliki nilai nutrisi yang lebih bagus, yaitu tinggi kandungan asam lemak esensial dan kandungan carotenoidnya yang bagus.
Copepoda ini juga merupakan pakan alami yang paling sesuai dengan larva ikan laut. Asam lemak esensial sangat penting keberadaannya bagi pertumbuhan larva ikan laut. Carotenoidberperan dalam menaikkan kualitas warna ikan. Senyawa – senyawa tersebut tidak dapat dibuat oleh larva dengan sendirinya, melainkan harus didapatkan dari luar tubuhnya.
Terdapat tiga kelompok Copepoda yaitu Calanoid, Cyclopoid dan Harpacticoid. Calanoid seringkali digunakan sebagai sumber pakan alami dalam budidaya, oleh karena kandungan nutrisi dan gerakannya yang lebih lambat dari pada kelompok lainnya, juga karena potensinya untuk dikembangbiakan.
Penggunaannya mampu menaikkan kualitas dan kuantitas larva ikan laut, daripada hanya menggunakan Rotifer dan Artemia. Banyak keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan Copepod ini, diantaranya dapat mempercepat pertumbuhan, tingkat kelangsungan hiduptinggi dan kualitas warna ikan yang lebih baik.
Copepoda ini melimpah di lautan, estuari, maupun di pesisir pantai. Sayangnya jumlah yang melimpah tersebut belum dimanfaatkan oleh pembudidaya, padahal selain dapat dibudidayakan, juga dapat dijadikan peluang bisnis sebagai produsen pakan alami.
Karena berbagai kelebihannya dan merupakan pakan alami yang paling sesuai dengan kebutuhan larva ikan laut, sehingga tak heran jika kehadirannya sangat ditunggu oleh pembudidaya. Selain itu karena ukurannya yang bervariasi mulai dari nauplii sampai dengan induk maka mikroorganisme ini dapat dijadikan sebagai pakan awal maupun sebagai pakan bagi juvenil ikan. Celah-celah tersebut dapat dikembangkan untuk mendorong keberhasilan budidaya.