Program intensifikasi kedelai dalam program Upsus Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) ditempuh melalui kegiatan penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Budidaya Kedelai Jenuh Air (BJA); ekstensifikasi dalam rangka perluasan areal tanam kedelai melalui kegiatan Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-IP) pada lahan sawah, lahan kering maupun lahan baru, serta pembinaan, pengawalan dan pendampingan.
Perbaikan usahatani kedelai diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani kedelai. Upaya yang dilakukan meliputi manajemen dan proses produksinya mulai dari penyiapan lahan hingga penanganan pasca panennya.
Dalam menerapkan PTT, petani kedelai perlu memperhatikan komponen teknologi dasar dan pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan kemampuan petani setempat.
Teknologi Dasar
Komponen teknologi dasarnya pertama, varietas unggul baru. Varietas unggul baru kedelai berbiji besar yang cocok digunakan adalah Anjasmoro, sebagai bahan baku tempe. Varietas unggul baru (VUB) umumnya berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit utama atau toleran deraan lingkungan setempat dan dapat juga memiliki sifat khusus tertentu. VUB kedelai antara lain adalah Argomulyo, Anjasmoro, Grobogan, Gepak Kuning, dan Detam. Pemilihan varietas perlu disesuaikan dengan agroekosistem setempat dan permintaan pengguna.
Kedua, benih bermutu. Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (>85%). Pada umumnya benih bermutu dapat diperoleh dari benih berlabel yang sudah lulus proses sertifikasi. Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak. Benih bermutu menghasilkan tanaman yang sehat, pertumbuhan lebih cepat dan seragam.
sumber (http://tabloidsinartani.com/content/read/manajemen-teknologi-produksi-kedelai/)