Banyak cara yang dilakukan dalam usaha peningkatan produksi palawija khususnya kedelai, diantaranya melalui intensifikasi, perluasan areal dan pembukaan lahan baru. Namun, gangguan hama dan penyakit masih menjadi salah satu kendala utama dalam peningkatan produksi kedelai. Kerugian akibat serangan hama pada tanaman kedelai berupa penurunan hasil yang dapat mencapai 80%, bahkan sering terjadi puso apabila tidak ada tindakan pengendalian.
Tanaman kedelai sangat disukai oleh hama dan penyakit, terbukti dengan banyaknya hama yang menyerang seperti hama lalat bibit, hama ulat daun, kutu kebul, hama penggerek batang dan hama polong kedelai. Upaya pengendalian hama yang dilakukan saat ini masih mengandalkan dengan penggunaan pestisida, yang aplikasinya masih belum memenuhi persyaratan rekomendasi, sehingga masalah hama masing sering terjadi di dalam proses usahatani kedelai.
Menyadari adanya dampak negatif dan kurang efektifnya tindakan pengendalian yang tertumpu pada penggunaan pestisida maka lahirlah konsep program Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Program PHT didasarkan atas konsep mengutamakan usaha peningkatan peran pengendalian alami (iklim, musuh alami dan kempetitor) sehingga dapat bekerja secara optimal, sedangkan pestisida dapat diaplikasikan berdasarkan pemantauan ambang kendali dan diusahakan agar seminimal mungkin berdampak negatif terhadap lingkungan.
Prinsip operasional PHT adalah bahwa pengendalian hama dan penyakit merupakan bagian, komponen atau sub sistem dari sistem pengelolaan agroekosistem. Dengan demikian pengendalian hama harus diterapkan dalam kerangka budidaya tanaman dan usahatani secara keseluruhan.
Pendekatannya bersifat terpadu antar sektor dan antar disiplin ilmu tanpa mengutamakan salah satu sektor atau disiplin ilmu tertentu. Pengendalian hama harus mencakup seluruh gatra pengelolaan ekosistem pertanian termasuk gatra teknis, ekologis, ekonomis dan sosial budaya. Untuk memperoleh hasil biji kedelai yang prima, maka pengambilan keputusan tindakan pengendalian hama harus didasarkan atas analisis agroekosistem kedelai.
Demikian uraian singkat dari Prof. Dr. Marwoto, Peneliti Balitbangtan pada diskusi Pemahaman Dasar-dasar Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kedelai di Balai Besar Pelatihan Pertanian di Ketindan Lawang beberapa waktu lalu.
sumber : http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/2217/