Sultan Tanam Pohon Bioenergi di Gunung Kidul
Foto : Indwirut P
Gubernur D.I. Yogyakarta menanam Nyamplung (Calophyllum inophylum) di Paliyan, Gunung Kidul (7/5). Penanaman tanaman sumber bioenergi di Gubukrubuh, Playen, Gunung kidul merupakan bagian dari kegiatan kunjungan kerja ke Bantul dan Gunung Kidul. Selain itu Sri Sultan Hamengku Buwono X mengunjungi hutan pinus di Mangunan dan Suaka Margasatwa Playen.
Tanaman nyamplung ditanam oleh Sultan Hamengku Buwono X di RPH (Resor Polisi Hutan) Gubukrubuh, BDH (Bagian Daerah Hutan) Paliyan, Gunung Kidul . Penamana ditujukan untuk mensuplai bahan baku biodiesel pada Unit Pengolahan Bahan Bakar Nabati di “Baron Technopark” yang telah diresmikan pada tahun 2012 oleh pemerintah Daerah istimewa Yogyakarta di pantaui Baron, Gunung Kidul.1
Tanaman nyamplung (Callophyllum inophyllumi Linn.) adalah salah satu jenis tanaman yang potensial dikembangkan untuk menghasilkan biofuel. Nyamplung jenis tanaman dari famili Guttiferae yang banyak ditemukan di daerah pesisir pantai. Namun demikian jenis ini kadang-kadang ditemukan juga di daratan pedalaman pada tanah berpasir sampai pada ketinggian 400 m dpl. Penyebaran tanamanini cukup luas di dunia meliputi Madagaskar, Afrika Timur, Asia Selatan dan Tenggara, Kepulauan Pasifik dan Amerika Selatan. Di Indonesia banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua dengan nama lokal yang berbeda-beda (Martawijaya et al, 1981; Heyne, 1987; Bustomi et al., 2008).2
Adapun klasifikasi taksonomi nyamplung adalah sebagai berikut 3:
Divisi |
: |
Spermatophyta |
Sub divisi |
: |
Angiospermae |
Kelas |
: |
Dicotyledoneae |
Bangsa |
: |
Theales |
Suku |
: |
Clusiaceae (Guttiferae) |
Marga |
: |
Calophyllum |
Jenis |
: |
Calophyllum inophyllum L. |
Nyamplung merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dikembangkan karena bijinya dapat diolah menjadi biofuel dengan rendemen mencapai ± 65%. Produktivitas biji nyamplung rata-rata 40-150 kg/pohon/tahun atau sekitar 20 ton/ha/tahun dan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman jarak pagar yang hanya mencapai sekitar 5 ton/ hektar/tahun dan sawit sekitar 6 ton/hektar/tahun.2 Tanaman nyamplung yang ditanam di Gubukrubuh berasal dari NTB (Provenan Dompu) dengan rendemen biofuel 58 % tertinggi dari 7 pulau di Indonesia.1
Meski pengembangan utama tanaman nyamplung pada saat ini adalah sebagai sumber bahan baku bioenergi (biofuel), namun juga memiliki nilai tambah yang sangat prospektif. Melalui teknik yang tepat, pengolahan nyamplung menjadi biofuel dapat dikatakan ‘zero waste’ (tanpa limbah). Potensi pemanfaatan limbah ini mempunyai nilai ekonomi tinggi apablia dilah dengan baik. 4
Potensi ekonomi dari pohon nyamplung adalah sebagai berikut. 4
No |
Bahan |
Pemanfaatan |
||
1 |
Kayu |
Bahan pembuat perahu, balok, tiang, papan lantai dan papan pada bangunan perumahan dan bahan kontruksi ringan |
||
2 |
Daun
|
Obat (luka bakar dan luka potong) dan bahan kosmetik (perawatan kulit) |
||
3 |
Bunga |
Campuran pengharum minyak rambut |
||
4 |
Getah |
Mengandung bahan aktif yang diindikasikan berkhasiat untuk menekan pertumbuhan virus HIV
|
||
5 |
Biji |
Bahan baku nioenergi/biofuel (biodiesel dan biokerosin) dengan rendemen minyak dapat mencapai > 50%. |
||
Pengolahan biji nyamplung menjadi biofuel |
||||
Proses |
Limbah |
Potensi Pemanfaatan |
||
Ekstraksi (pemisahan buah dan biji) |
Cangkang / tempurung biji |
Briket arang, arang aktif, nano arang, asap cair (anti hama, pengawet, pupuk cair) |
||
Pressing (biji kering menjadi minyak mentah/CCO) |
Bungkil |
Pakan ternak (mengandung protein kasar >20%), bioetanol |
||
Deguming (memisahkan minyak dan gum/getah) |
Gum/getah |
Mengandung kumarin yang berpotensi sebagai obat (anti-kanker, anti-oksidan, anti peradangan, anti-HIV, anti koagulan, anti-bakteri, analgesic dan kekebalan tubuh), bahan dasar pembuatan parfum, dan bahan florisensi pada industri tekstil dan kertas |
||
Transesterifikasi (mengubah ester menjadi crude biodiesel) |
gliserol |
sabun |
Hutan Pinus Mangunan dan Suaka Margasatwa Paliyan
Foto : Wahyu Abidin S
Kunjungan pertama Gubernur pada hari itu adalah Hutan Pinus Mangunan. Meski lebih dikenal dengan pinus imogiri, secara administratif terletak di desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Untuk mencapai lokasi hutan Pinus dapat ditempuh melalui jalur Imogiri dengan jarak ± 20 km dari kota Yogyakarta. Selain itu juga dapat dipempuh melalui jalur Patuk. 5
Hutan Pinus Mangunan berada di kawasan hutan yang dikelola Dinas Kehutanan dan Perkebunan DI.Yogyakarta. Pengelolaannya melibatkan masyarakat hutan sekitar untuk melakukan penyadapan getahnya sebagai bahan baku industri. Potensi lain keberadaan hutan pinus di desa yang terdapat petilasan raja Mataram adalah keindahan dan kesejukan alamnya. Potensi ini menjadi daya tarik masyarakat untuk berwisata ke lokasi tersebut dengan tujuan melepas penat, berfoto, bersepeda mengelilingi kawasan hutan dan lain sebagainya.
Pinus Merkusii merupakan satu-satunya jenis pinus yang tumbuh asli di Indonesia. P. merkusii termasuk dalam jenis pohon serbaguna yang terusmenerus dikembangkan dan diperluas penanamanya pada masa mendatang untuk penghasil kayu, produksi getah, dan konservasi lahan. Hampir semua bagian pohonnya dapat dimanfaatkan, antara lain bagian batangnya dapat disadap untuk diambil getahnya. Getah tersebut diproses lebih lanjut menjadi gondorukem dan terpentin. Giondorukem dapat digunakan sebagai parfum, obat-obatan dan disinfektan. Hasil kayunya bermanfaat untuk konstruksi, korek api, pulp, dan kertas serat panjang. Bagian kulitnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan abunya digunakan untuk bahan campuran pupuk, karena mengandung kalium (Dahlia dan Hartoyo, 1997). 6
Lokasi terakhir kunjungan gubernur Suaka Margasatwa Paliyan.Suaka Margasatwa Paliyan dengan luas total 434,60 hektar berada di wilayah Kecamatan Paliyan dan Saptosari Kabupaten Gunung Kidul. Satwa utama SM Paliyan adalah kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Persebarannya sekarang ada di hutan rakyat atau pekarangan penduduk. Populasi satwa ini menurut pengamatan yang telah dilakukan masuk dalam kategori tinggi dan sering menimbulkan gangguan berupa kerusakan tanaman penduduk terutama saat musim kemarau. 7
Pustaka
- 1.Anonim, 2015, Blusukan kepala badan litbang Ke Gunung Kidul http://www.forda-mof.org/index.php/berita/post/1986 .
- 2.Adinugraha,HA dkk, 2012, Pertumbuhan Dan Perkembangan Tunas Pada Bibit Nyamplung Hasil Pembiakan Dengan Teknik Sambungan (Growth and shoots development of Callophyllum inophyllum seedlings which multiplied by grafting methods) Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol 6 No. 2, September 2012, 91 - 102
- 3.Anonim 2008, Direktorat Obat Asli Indonesia, Badan POM RI.
- 4.Leksono,B.dkk , 2014, Budidaya Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) untuk Bioenergi dan Prospek Pemanfaatan Lainnya, IPB PRESS, Bogor.
- 5.Purhartanto, L.N dkk. Pesona hutan Alam dan Kebun Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Kecamatan, Dinas kehutanan dan Perkebunan D.I. Yogyakarta
- 6.Siregar, E.B.M.,2015, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1042/1/hutan-edi%20batara16.pdf
- 7.Anonim, 2015, http://bksdadiy.dephut.go.id/halaman/2015/22/SM_Paliyan.html