Semen beku adalah semen yang berasal dari pejantan unggul, sekal, bebas dari penyakit hewan menular yang diencerkan sesuai prosedur proses produksi sehingga menjadi semen beku.
Kerbau memiliki semen yang susseptibel terhadap pembekuan bila dibanding dengan sapi, sehingga diperlukan teknologi pembekuan yang berbeda dengan apa yang sudah dilakukan pada ternak sapi.
Perbedaan yang didapat antara lain jenis pengencer, lama equilibrasi dan konsentrasi glycerol yang lebih rendah. Teknologi pembekuan sperma kerbau telah dilakukan di Balai Inseminasi Buatan Lembang, Jawa Barat, Balai Inseminasi Buatan Daerah Sumut.
Penggunaan semen beku telah dilakukan di berbagai tempat antara lain Provinsi Banten, Jawa Barat, Riau, Kalsel, NTB. Penggunaan semen beku kerbau yang berkualitas akan berdampak luas terutama pada daerah-daerah dengan populasi kerbau yang tinggi dengan ternak jantan yang kurang.
Disamping kekurangan pejantan, peternakan kerbau juga dibatasi oleh ketersediaan lahan yang terbatas sehingga perkawinan alam sulit dilakukan. Oleh karena itu IB menjadi sangat potensial mendukung peningkatan produksi ternak kerbau untuk program bereeding (Outbreeding dan Crossbreeding) secara luas.