Untuk mencapai peningkatan produksi tanaman pangan tahun 2015, Kementerian Pertanian telah menyiapkan sejumlah kegiatan dan pendanaan yang cukup besar. Bagaimana halnya dengan program pembangunan hortikultura, perkebunan, peternakan, sarana dan prasarana pertanian?
Upaya untuk mencapai target peningkatan produksi tanaman pangan pada tahun 2015 di antaranya dilakukan dengan refocussing dan tambahan dana APBN-P 2015. Untuk peningkatan produksi padi dilakukan kegiatan peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam untuk alternatif I sebesar 83.060357 ton (tambahan produksi 8.482.504 ton), alternatif II sebesar 79.956.560 ton (tambahan produksi 8.425.504 ton).
Untuk peningkatan produksi jagung dilakukan kegiatan peningkatan produktivitas dan pengembangan areal tanam baru sebesar 25.063.731 ton (tambahan produksi 5.252.303 ton); Sedangkan peningkatan produksi kedelai melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam sebesar 1.500.000 ton (tambahan produksi 801.048 ton).
Penetapan target produksi kedelai tahun 2015 yang cukup besar yaitu 1.500.000 ton dibandingkan dengan produksi menurut ARAM II 2014 sebanyak 921.000 ton, berarti target meningkat sebanyak 579.000 ton atau 62,81%. Untuk hal ini di antaranya diupayakan dengan peningkatan pengadaan benih kedele kelas Benih Sebar (BR / ES) melalui kegiatan penangkaran yang harus dapat dipertanggungjawabkan kualitasnya.
Permasalahan utama kegiatan yang dilaksanakan Balitbangtan yaitu adanya gap antara inovasi teknologi dan varietas baru dengan pemanfaatan oleh masyarakat maupun oleh Eselon I teknis lain lingkup Kementerian Pertanian yang merupakan stakeholder utama dari Balitbangtan. Sudah banyak varietas unggul baru yang telah dihasilkan, tetapi varietas yang digunakan oleh petani tidak banyak berubah. Selain itu, di Balai Benih Padi terdapat varietas baru yang tidak termanfaatkan dan tersimpan di gudang.
Balitbangtan pun melakukan refocussing APBN TA 2015 untuk mendukung pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai melalui kegiatan: (1) Pengembangan model Desa Mandiri Benih Padi, Jagung dan Kedelai; (2) Pemetaan Daya Saing Pertanian Indonesia (Padi, Jagung dan Kedelai); (3) Pengembangan Agrimap Info; (4) Penerapan Teknologi Mekanisasi Pertanian pada Budidaya Padi Skala Luas; (5) Model Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil dan Penanganan Pascapanen Jagung, Kedelai; (6) Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Padi, Jagung, Kedelai Mendukung Pencapaian Swasembada (LO); (7) Pengembangan Taman Agro Inovasi; (8) Pengembangan Laboratorium Lapang untuk Peningkatan Inovasi Teknologi Litbang Pertanian; (9) Kajian Sosial Ekonomi Pemantapan Pencapaian Swasembada Pangan; (10) Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian; dan (11) Peralatan Monitoring Real Time Water Balance pada Waduk. Adapun dana APBN-P Tahun 2015 adalah untuk kegiatan: (1) Koordinasi, pembinaan, pendampingan/pengawalan kegiatan UPSUS, Agro Science dan Techno Park dan (2) Pembangunan 5 Agro Science Park (ASP) dan 10 Agro Techno Park (ATP)
Refocussing APBN Ditjen Prasana dan Sarana Pertanian pada TA. 2015 adalah untuk kegiatan: (1) Pengelolaan Air Irigasi Pertanian, (2) Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan, (3) Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alsintan, (4) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya, (5) Fasilitas Pupuk dan Pestisida, (6) Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan.
Ditjen PSP mendapatkan alokasi dana APBN-P 2015 terbanyak yaitu senilai Rp 11,225 triliun atau 66,35% dari total APBN-P tahun 2015 senilai Rp 16,918 triliun. Dana APBN-P 2015 Ditjen PSP untuk membiayai kegiatan fungsi layanan umum senilai Rp 70 miliar dan fungsi ekonomi senilai Rp 11,155 triliun. Selain itu, untuk kegiatan pembangunan infrastruktur pertanian pada TA 2015 juga mendapat tambahan alokasi anggaran melalui DAK senilai Rp 4 triliun yaitu untuk membiayai Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier, Pengembangan Jaringan Irigasi Tersier, Pengembangan sumber air, dan Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Usaha Tani.
Sasaran produksi peternakan tahun 2015 yaitu produksi daging sebesar 3.827.020 ton, telur 2.983.520 ton, susu 799.970 ton. Refocussing APBN 2015 Ditjen Peternakan dan Keswan TA 2015 untuk kegiatan: (1) Pengembangan budidaya sapi potong, (2) Pengembangan integrasi ternak-sawit, (3) Penguatan pakan sapi potong penggemukan, (4) Pengadaan gedung bangunan dalam rangka pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular, (5) Peningkatan kualitas bibit unggul kambing, (6) Pengadaan gedung bangunan dalam rangka penjaminan produk hewan yang ASUH dan berdaya saing, (7) Perumusan kebijakan perencanaan pembangunan PKH, (8) Ketatalaksanaan organisasi, kepegawaian, hukum, dan TU, serta (9) Dukungan manajemen pengembangan kawasan. Target proporsi penyediaan daging terhadap konsumsi tahun 2015 sebesar 90,03%. Pelaksanaan kegiatan tahun 2015 akan terfokus pada 62 kawasan pada 118 kabupaten/kota. Adapun APBN-P Ditjen Peternakan dan Keswan TA 2015 untuk kegiatan Gerakan Birahi dan Inseminasi Buatan serta kegiatan Penambahan Sapi Indukan dan Sapi Bibit.
Refocussing APBN dan alokasi APBN-P Barantan 2015 untuk mendukung Swasembada Padi, Jagung, Kedelai (PJK) dan mendukung peningkatan produksi daging sapi.
APBN-P Ditjen Hortikultura TA 2015 untuk membiayai: (1) Manajemen Fungsi Layanan untuk Cabai dan Bawang Merah, (2) Manajemen untuk UPSUS Padi, Jagung dan Kedelai (monev), (3) Pengembangan cabai merah di 100 kabupaten, (4) Pengembangan cabai rawit di 100 kabupaten, dan (5) Pengembangan bawang merah di 64 kabupaten.
Refocussing APBN Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) 2015 mendukung pencapaian swasembada dialokasikan untuk pelaksanaan kegiatan: (1) Peningkatan Kapasitas Balai Penyuluhan Kecamatan sebagai Posko Pelaksana Pembangunan Pertanian, (2) Fasilitasi sistem basis data mendukung Padi, Jagung, dan Kedelai; Pelatihan Teknis Pertanian Bagi Aparatur (padi, jagung, kedelai), (3) Pelatihan Teknis Pertanian Bagi non Aparatur (padi, jagung, kedelai), (4) Penyusunan Juklak Penyiapan SDM Pertanian mendukung Padi, jagung dan kedelai, (5) Peran Serta STPP dalam Pembinaan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, (6) Pendampingan Desa Mitra/WKPP Sentra Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai, (7) Praktek Kerja Lapang bagi 833 orang Mahasiswa STPP dan 2.000 siswa SMK, (8) Fasilitasi sistem basis data mendukung Padi, Jagung, dan Kedelai; serta (9) Monitoring dan Evaluasi kegiatan BPPSDMP mendukung Padi, Jagung, dan Kedelai.
APBN-P BPPSDMP tahun 2015 mendukung swasembada pangan dialokasikan untuk kegiatan: (1) Pendampingan mahasiswa, (2) Pengawalan dan pendampingan penyuluhan, dan (3) Koordinasi dan supervisi.
Pada TA 2015, Ditjen Perkebunan akan melaksanakan kegiatan: (1) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah Penyegar seluas 25.116 ha, (2) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim seluas 65.123 ha, (3) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan seluas 32.810 ha, (4) Penanganan Pascapanen dan Pembinaan usaha sebanyak 299 KT, (5) Perlindungan Perkebunan seluas 19.843 ha, (6) Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP Medan, Surabaya, Ambon dan Pontianak).
Isu-isu strategis dalam pembangunan sektor perkebunan antara lain dukungan sektor hulu dan hilir terhadap pelaksanaan pembangunan perkebunan; Sumberdaya manusia baik kualitas maupun kuantitasnya perlu ditingkatkan dan penugasan sesuai keahlian dan bidangnya; Dampak negatif dari otonomi daerah yang dirasakan oleh pelaku usaha perkebunan menyebabkan ketidaksinambungan kebijakan Pusat dan Daerah; Koordinasi lintas sektoral dan daerah yang belum optimal; Populasi tanaman, teknis budidaya dan standar mutu hasil masih belum sesuai dengan GAP (Good Agricultural Practices); Kepemilikan lahan yang terbatas dan semakin sulitnya memperoleh lahan untuk perkebunan. Daya saing komoditas yang masih rendah disebabkan oleh mutu dan nilai tambah yang masih belum memadai; serta Keterbatasan akses teknologi pascapanen terlihat dari kesenjangan dalam inovasi teknologi pascapanen, rendahnya pengertian masyarakat terhadap teknologi dan kurangnya pemerataan alih teknologi ke pedesaan sebagai sentra pengembangan perkebunan; Pelaksanaan perizinan usaha perkebunan belum sinergi antara provinsi dan Kabupaten/Kota; Penurunan/kehilangan hasil perkebunan masih cukup tinggi; Investasi usaha perkebunan belum optimal.
Dukungan Ditjen PPHP pada TA 2015 untuk pencapaian swasembada PJK dilkukan melalui: (1) Fasilitasi dan revitalisasi penggilingan padi, (2) fasilitasi agroindustri jagung, (3) Fasilitasi industry kedelai, (4) Fasilitasi agroindustry tebu, dan (5) Fasilitasi agroindustry daging sapi dan susu. Som
Sumber:( http://tabloidsinartani.com/read-detail/read/melongok-program-kerja-kementan-2015-dan-dukungan-pendanaannya/ )