Salah satu produk pangan lokal yang belum banyak dilirik adalah sorgum. Padahal potensinya sangat besar sebagai substitusi pangan pokok beras.
Peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Serealia, Balitbangtan, Kementerian Pertanian, Marcia Buanga Pabendon mengatakan, ketergantungan beras padi bisa diputus jika terdapat ketersediaan sumber karbohidrat lain. Tanah Indonesia tergolong cocok untuk beragam jenis karbohidrat pengganti beras seperti sorgum.
“Sebenarnya sorgum merupakan salah satu sumber pangan andalan yang tidak boleh diabaikan. Jika dikembangkan dalam sistem budidaya yang baik negeri ini tidak perlu lagi mengimpor karbohidrat dalam jumlah besar,” katanya.
Kelebihan lain dari sorgum adalah memiliki kadar glukosa lebih rendah dari beras dan kandungan serat tinggi, sehingga cocok untuk mencegah diabetes. Selain itu, sorgum merupakan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan dari buah, batang hingga ampasya dan sangat adaptif dengan kondisi tempat tumbuh. “Penderita autis pun cocok makan sorgum karena kandungan gultenfree sorgum yang rendah,” ujar Marcia.
Hasil kajian Balai Penelitian Tanaman Serelia, komposisi kimia biji sorgum tidak banyak berbeda dengan beras atau terigu yakni mengandung karbohidrat sebesar 73,8% dan protein 9,8%. Adanya nilai kesamaan antara beras atau terigu, menjadikan sorgum bisa mensubtitusi beras.
Tepung sorgum juga dapat menjadi bahan dasar kue, kue kering dan bahan baku industri. Ampas batang dan daun sorgum bisa untuk pakan ternak. Selain sebagai bahan pangan, nira dari batang sorgum dapat menjadi sumber bahan baku bioetanol.
Pangan Lokal
Salah satu wilayah Indonesia yang potensial untuk pengembangan sorgum adalah Nusa Tenggara Timur (NTT). Sorgum, sangat cocok dengan iklim NTT yang musim kemaraunya panjang. “Lahan di NTT sangat pas untuk sorgum, ampasnya sendiri bisa digunakan untuk pakan ternak yang memang tengah dikembangkan di sana. Jadi industrinya bisa hulu hilir,” paparnya.
sumber (http://tabloidsinartani.com/read-detail/read/sorgum-berpotensi-gantikan-beras/)