JogjaBenih
  • Beranda
  • Profil JB
    • Tentang Jogja Benih
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
  • Informasi Publik
    • Artikel
    • Berita
    • Harga/Stok Benih/Bibit
    • Pedoman/Panduan
    • Pengumuman
    • Profil Benih/Bibit
    • Profil Instansi
    • Serba serbi Perbenihan
    • Varietas yang dilepas
  • Kontak
  • Login

BERITA LAINNYA
HARI JADI JOGJA BENIH KE - 8 INSTANSI YANG MEMPRODUKSI BENIH? ATAU SERTIFIKASI BENIH DIY? UPTD BP3MBTP SOLUSINYA SALAK PONDOH SLEMAN TETAP EKSPOR DI TENGAH PANDEMI COVID-19 TEKNIK MENANAM SIRIH DI LAHAN SEMPIT CARA MERAWAT POHON MANGGA YANG BERBUNGA BERKEBUN STROBERI DIRUMAH MANFAAT JERUK NIPIS DAN CARA PENANAMAN
Selengkapnya

Loading

Merah Delima Siap Salip Pamor Calina

Dipublikasikan oleh: Admin, Pada 26 May 2015, Dalam kategori: Berita

Mini menjadi tren dalam pengembangan buah. Salah satunya buah pepaya. Sejak beberapa tahun lalu pepaya mini sudah mulai marak di pasar dalam negeri. Meski bentuknya mungil, tapi hasilnya jumbo.

Pepaya mini yang banyak dikenal masyarakat adalah California. Asal-usul pepa­ya California dari Amerika Tengah dan Karibia. Tapi setelah dikembangkan di Indonesia, nama pepaya ini menjadi Calina.

Pepaya jenis ini yang dibudi­dayakan di dalam negeri adalah hasil pemuliaan dari Pusat Kajian Buah-buahan Tropika, Institut Pertanian Bogor (PKBT-IPB) dengan nama IPB-9. Keunggulan utama pepaya ini adalah ukurannya yang hanya separuh pepaya biasa. Satu buah bisa langsung habis sekali konsumsi.

Kini pepaya California atau Calina menjadi salah satu buah primadona di pasar. Di pedagang buah harganya bisa mencapai Rp 10 ribu/kg. Jauh lebih mahal ketimbang pepaya Bangkok yang hanya Rp 5 ribu/kg.

Sholahuddin Akbar, petani pepaya dari Magelang mengaku memilih membudidayakan pepaya California karena panennya lebih cepat, buah lebih banyak, harga relatif stabil. Rata-rata panen setiap enam hingga tujuh bulan. Dengan produksi rata-rata tiga ton per 1.000 pohon.

Sementara itu Didi Junaedi, petani pepaya asal Pangandaran tertarik membudidayakan pepaya mini ini karena pasar pepaya mini masih terbuka lebar. Sudah empat tahun Didi membudidayakan pepaya California sebanyak 2 ribu pohon. Bahkan kini dia mencoba menanam pepaya Merah Delima sebanyak 7 ribu pohon. Produksi pepaya California garapannya menghasilkan rata-rata 10-11 ton/minggu, panen dua kali seminggu.  

Persaingan si Imut

Namun di tengah naik daunnya pepaya Calina, kini ada pesaing baru yang siap menyalip pamor pepaya mini tersebut yakni Pepaya Merah Delima dan Agri Solinda. Ukurannya memang sama-sama imut, tapi pepaya hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Solok, Sumatera Barat siap memberikan sensasi baru bagi penikmat pepaya.

Sebenarnya Balibu sudah menghasilkan 100 varietas mini. Tapi yang baru diluncurkan ke publik (khusus pepaya mini) baru dua, yakni varietas Merah Delima (2012) dan Agri Solinda (2014).

“Secara fisik, kedua pepaya mini asal Balitbu ini mirip dengan pepaya California (Kalina) yang sekarang ada di pasaran. Tetapi begitu dikupas, terlihat perbedaannya. Rasanya pun lebih manis dibandingkan dengan California,” kata Kepala Balitbu, Mizu Istianto.

Sumber: (http://tabloidsinartani.com/content/read/merah-delima-siap-salip-pamor-calina/)

Copyright © DPKP DIY 2025 | Website Resmi Jogja Benih v2.0  

Page Processed 0.105 secs